Netra, Jakarta – Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran kian memanas. Wakil Presiden AS JD Vance menyebut Presiden Donald Trump bisa saja mengambil langkah militer untuk menghentikan program pengayaan uranium milik Iran.
Pernyataan itu disampaikan Vance pada Selasa (17/6) waktu setempat. Ia menyebut Trump sejauh ini telah menunjukkan sikap menahan diri demi memastikan militer AS hanya difokuskan untuk melindungi warga sipil dan tentara Amerika.
“Namun keputusan akhir tetap berada di tangan presiden,” tulis Vance lewat akun media sosial X, dikutip dari Al Arabiya, Rabu (18/6/2025).
Meski membuka kemungkinan aksi militer, Vance menegaskan bahwa Trump hanya akan menggunakan kekuatan militer demi kepentingan rakyat Amerika. “Apa pun yang dilakukannya, itulah fokusnya,” kata Vance.
Ia juga menggarisbawahi posisi Trump yang konsisten menolak Iran memiliki senjata nuklir. Menurut Vance, presiden mendorong para penasihat kebijakan luar negerinya untuk bernegosiasi dengan Teheran demi mencegah pengayaan uranium.
“Presiden sudah menegaskan bahwa Iran tidak boleh melakukan pengayaan uranium. Dan dia telah berkali-kali menyebut bahwa hal ini bisa terjadi dengan dua cara—cara mudah atau cara yang lain,” ujar Vance menutup pernyataannya.