Netra, Jakarta – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa usulan Amerika Serikat terkait kesepakatan nuklir tidak sejalan dengan kepentingan nasional Iran. Ia menegaskan bahwa negaranya tidak akan menghentikan aktivitas pengayaan uranium.
Isu pengayaan uranium menjadi salah satu poin paling sensitif dalam pembicaraan antara Washington dan Teheran. Menurut Khamenei, pengayaan tersebut tetap menjadi bagian penting dari program nuklir Iran. Hal ini disampaikannya dalam pidato yang dikutip oleh Reuters dan Al Arabiya pada Rabu (4/6/2025).
Khamenei menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki hak untuk menentukan arah kebijakan Iran dalam program nuklirnya.
“Mengapa Anda mencampuri keputusan apakah Iran boleh melakukan pengayaan atau tidak? Anda tidak memiliki hak suara dalam hal ini,“ ujarnya, merujuk pada AS dalam pidatonya yang ditayangkan oleh televisi pemerintah.
Pada awal pekan yang sama, seorang pejabat diplomatik Iran menyampaikan kepada Reuters bahwa Teheran siap menolak tawaran dari Amerika untuk mengakhiri perselisihan nuklir yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Iran sendiri menegaskan bahwa ambisinya dalam pengembangan teknologi nuklir bertujuan damai, sekaligus membantah tuduhan dari negara-negara Barat yang mencurigai adanya upaya untuk menciptakan senjata nuklir.
Pemerintah Iran menekankan bahwa tidak ada yang ditutup-tutupi dalam program nuklirnya. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas permintaan Badan Energi Atom Internasional (IAEA)—badan pengawas nuklir PBB—yang meminta Iran lebih terbuka dalam aktivitas nuklirnya.
“Iran memiliki program nuklir yang sepenuhnya untuk tujuan damai… Kami bersedia memberikan jaminan kepada pihak mana pun. Tidak ada yang kami sembunyikan,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam konferensi pers yang digelar di Kairo, Mesir, setelah pertemuannya dengan Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi.
Araghchi juga menekankan bahwa tidak akan ada kesepakatan yang bisa diterima jika tujuannya adalah membatasi kemampuan Iran dalam pengayaan uranium untuk tujuan damai.
“Jika tujuan pembicaraan adalah untuk menjamin bahwa Iran tidak berniat membuat senjata nuklir, maka menurut saya, tercapainya kesepakatan masih mungkin,“ jelasnya.