By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
NetramediaNetramediaNetramedia
Notification Show More
Font ResizerAa
  • Home
  • Netranews
  • Netrasport
  • Netranomics
  • Netratech
  • Netraedu
Reading: Dua Negara, Satu Luka: Menelusuri Akar Konflik Panjang India-Pakistan
Font ResizerAa
NetramediaNetramedia
  • Home
  • Netranews
  • Netranomics
  • Netrasport
  • Netratech
  • Netraedu
Search
Have an existing account? Sign In
  • Contact
  • Contact
  • Contact
  • Blog
  • Blog
  • Blog
  • Complaint
  • Complaint
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
  • Advertise
Netraedu

Dua Negara, Satu Luka: Menelusuri Akar Konflik Panjang India-Pakistan

Febriyan Ramadhan
Last updated: May 11, 2025 9:39 pm
Febriyan Ramadhan
Published May 11, 2025

Netraedu, Jakarta – Tahun 1947 menjadi tonggak bersejarah di Asia Selatan. India merdeka dari penjajahan Inggris, sementara Pakistan berdiri sebagai negara baru dengan penduduk mayoritas Muslim. Namun, kemerdekaan ini juga memicu luka mendalam—memisahkan wilayah, keluarga, dan menciptakan konflik yang belum berakhir hingga kini.

Awal Mula: Pemisahan Berdarah 1947

Pembagian wilayah India dan Pakistan—dikenal sebagai Partition—menyulut kekerasan sektarian yang menewaskan lebih dari satu juta orang. Sekitar 15 juta jiwa terpaksa mengungsi, berpindah antarwilayah sesuai agama.

Kashmir, wilayah berpenduduk mayoritas Muslim namun dipimpin maharaja Hindu, menjadi sumber sengketa utama. Saat raja memilih bergabung dengan India, konflik pun pecah dan terus berlanjut hingga kini.

Rentetan Perang: 1947, 1965, 1971, dan Kargil 1999

Perang Pertama (1947–1948)

Pakistan mengerahkan pasukan tak resmi ke Kashmir, memicu perang pertama. India membawa kasus ini ke PBB, yang menghasilkan gencatan senjata dan pembagian wilayah Kashmir antara India dan Pakistan.

Perang Kedua (1965)

Pertempuran kembali terjadi di Kashmir. Meski tak ada pihak yang unggul, ketegangan meningkat. Perdamaian dicapai lewat Perjanjian Tashkent, dimediasi Uni Soviet.

Perang Ketiga (1971)

Konflik bergeser ke Pakistan Timur (kini Bangladesh). India mendukung gerakan kemerdekaan yang berujung pada lahirnya Bangladesh. Bagi Pakistan, ini menjadi kekalahan besar.

Kargil (1999)

Pasukan Pakistan dan kelompok militan menyusup ke wilayah Kargil di India. Perang singkat pun pecah. Tekanan internasional memaksa Pakistan mundur. Insiden ini terjadi tak lama setelah kedua negara menguji senjata nuklir pada 1998.

Ancaman Nuklir dan Ketegangan Terkini

India dan Pakistan kini sama-sama memiliki senjata nuklir. Setiap ketegangan berisiko memicu eskalasi yang lebih besar. Dunia terus mengamati dengan waspada.

Konflik juga bergeser ke serangan teror, seperti insiden Mumbai 2008. India menuduh Pakistan melindungi kelompok militan, tuduhan yang dibantah Islamabad. Di sisi lain, India melakukan operasi militer di Kashmir, yang makin memperkeruh hubungan.

Krisis Terbaru: Perang 2025

Setelah India mencabut status otonomi khusus Jammu dan Kashmir pada 2019, ketegangan dengan Pakistan terus memburuk. Awal 2025, konflik terbuka kembali meletus usai serangan militan di Srinagar, yang disebut dilakukan kelompok berbasis di Pakistan.

India merespons dengan operasi militer terbatas, yang dibalas Pakistan di wilayah perbatasan. Perang berlangsung tiga pekan dengan intensitas tinggi dan menelan ribuan korban. Tekanan internasional dari Tiongkok, Amerika Serikat, dan PBB berhasil memaksa kedua negara menyepakati gencatan senjata.

Perang ini mempertegas bahwa luka lama masih belum pulih sepenuhnya.

Jalan Menuju Perdamaian

Meski konflik terus berulang, upaya damai tetap diupayakan. Dialog melalui jalur diplomatik, budaya, dan olahraga terus dilakukan. Banyak warga India dan Pakistan yang percaya bahwa perdamaian masih mungkin terwujud.

Sejarah menunjukkan, konflik berkepanjangan tak pernah membawa kemenangan sejati. Hanya dengan pengakuan, pemahaman, dan kemauan membuka lembaran baru, perdamaian bisa dicapai.

India dan Pakistan adalah dua negara yang lahir dari sejarah yang samaterpisah oleh luka, tapi terikat oleh budaya, bahasa, dan harapan. Harapan bahwa generasi baru kelak akan memilih untuk berdamai, bukan berperang

Related

You Might Also Like

Hari Tanpa Diet (No Diet Day): Sejarah, Makna, dan Alasan Mengapa Diperingati

Cairkan Tunjangan Guru, Mendikdasmen Bantah Pemerintah Anti-Kritik

18-24 Maret Tunjangan Profesi Guru Madrasah Mulai Dicairkan

Pancasila dan 1 Juni: Bukan Sekadar Tanggal Merah di Kalender

Mengupas Supremasi Sipil dan Pertentangan RUU TNI di Media Sosial

TAGGED:EdukasiIndiaKonflik India-PakistanPakistanPerang India-PakistanSejarah
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow US

Find US on Social Medias
1.2kLike
2.1kFollow
1.1kFollow
Popular News
Netranews

Pemerintah Segel 9 Lokasi di Puncak-Gunung Geulis, Ini Kata Zulkifli Hasan

admin
admin
March 15, 2025
Serangan Israel di Gaza Tewaskan Jurnalis Al-Jazeera
WNI Ditangkap Aparat Arab Saudi di Makkah, Diduga Jual Jasa Haji Ilegal
Sejumlah Pihak Laporkan KPU ke DKPP soal Dugaan Penyalahgunaan Private Jet Tahun 2024
Jaksa Agung ST Burhanuddin Bantah Isu Liar Mundur dari Jabatan

Tentang Kami

[email protected]

Redaksi

© Netramedia. All Right Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?