Netraedu, Jakarta – Di era digital, konsumsi konten ringan seperti video pendek, meme, dan media sosial kian mendominasi keseharian. Tanpa disadari, kebiasaan ini bisa memicu kelelahan mental. Fenomena ini dikenal dengan istilah “brain rot”, yang menggambarkan turunnya fungsi otak akibat paparan konten dangkal secara terus-menerus.
Apa Itu Brain Rot?
Meski tidak dikenal dalam dunia medis, brain rot digunakan secara populer untuk merujuk pada penurunan kemampuan berpikir akibat konsumsi konten digital yang pasif, repetitif, dan minim rangsangan kognitif.
Dr. Gloria Mark, peneliti dari University of California, menyebut otak kini lebih mudah terdistraksi akibat kebiasaan berpindah antar konten. Dalam bukunya Attention Span (2023), ia menulis, “kemampuan fokus manusia menurun drastis dalam 20 tahun terakhir dari rata-rata 2,5 menit menjadi hanya 47 detik di depan layar.”
Faktor Penyebab
Beberapa kebiasaan digital yang menjadi pemicu antara lain:
- Menonton video pendek secara berlebihan.
- Multitasking digital yang mengganggu proses pemahaman informasi.
- Minimnya aktivitas seperti membaca, menulis, atau berdiskusi.
Studi dari National Institute of Mental Health (NIMH) juga menemukan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan dapat meningkatkan kecemasan, menurunkan daya ingat jangka pendek, dan berisiko memicu depresi.
Dampak yang Muncul
Brain rot dapat berdampak nyata dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
- Menurunnya konsentrasi dan fokus.
- Sulit berpikir kritis.
- Mudah lelah secara mental.
- Kehilangan motivasi belajar atau bekerja.
- Gangguan tidur dan emosi.
Jika tak ditangani, kondisi ini bisa menurunkan kualitas hidup, produktivitas, hingga relasi sosial.
Langkah Pencegahan
Brain rot dapat dicegah dengan sejumlah kebiasaan sehat, seperti membatasi konsumsi konten pasif dan menetapkan waktu khusus untuk menggunakan media sosial. Digital detox secara berkala, melibatkan diri dalam aktivitas berpikir seperti membaca atau berdiskusi, serta melatih fokus dengan teknik Pomodoro juga disarankan.
Tidur cukup dan olahraga teratur juga penting. Menurut Harvard Medical School, berjalan kaki 30 menit sehari dan tidur minimal tujuh jam dapat membantu memulihkan fungsi otak.
Meski terdengar seperti istilah gaul, brain rot mencerminkan tantangan serius di era digital. Menyadari apa yang kita konsumsi, termasuk konten, adalah langkah penting untuk menjaga otak tetap sehat dan fokus dalam jangka panjang