Netra, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) menghentikan 1.123 entitas pinjaman online (pinjol) ilegal dan 209 penawaran investasi ilegal sepanjang Januari hingga 30 April 2025. Entitas tidak berizin ini ditemukan di berbagai situs dan aplikasi.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyebutkan pihaknya juga menemukan nomor kontak milik penagih utang pinjol ilegal.
“Satgas Pasti telah mengajukan pemblokiran terhadap 2.422 nomor kontak kepada Kementerian Komunikasi dan Digital,” ujarnya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) yang digelar secara daring, dikutip Sabtu (10/5/2025).
Selama periode yang sama, OJK menerima 2.323 pengaduan terkait aktivitas keuangan ilegal. Dari jumlah tersebut, 1.899 pengaduan berkaitan dengan pinjol ilegal dan 424 lainnya terkait investasi ilegal.
Sebagai langkah lanjutan, OJK dan Satgas Pasti dengan dukungan asosiasi industri perbankan dan sistem pembayaran mendirikan Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) atau Pusat Penanganan Penipuan Transaksi Keuangan. Hingga akhir April 2025, IASC mencatat 105.202 laporan dari masyarakat.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 70.819 laporan disampaikan melalui pelaku usaha sektor keuangan, sementara 34.383 laporan masuk langsung ke sistem IASC.
Adapun total rekening yang dilaporkan mencapai 172.624, dengan 42.504 di antaranya telah diblokir. Nilai kerugian yang dilaporkan publik sebesar Rp 2,1 triliun, sementara dana korban yang telah berhasil diblokir mencapai Rp 138,9 miliar.