Netra, Jakarta – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia resmi menonaktifkan Ketua Bawaslu Kabupaten Bandung Barat, Riza Nasrul Falah, akibat keterlibatannya dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Kasus tersebut kini telah diajukan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) untuk ditindaklanjuti.
“Enggak (menjabat), dia sudah dinonaktifkan sebagai ketua. Kemudian karena keluar sudah rehabilitasi, sekarang proses kami ajukan ke DKPP,” ujar Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja, kepada wartawan di kantornya, Kamis (8/5/2025).
Menurut Bagja, setelah dinonaktifkan, Riza tidak akan lagi menerima gaji sebagai Ketua Bawaslu Bandung Barat. Ia juga telah diperingatkan untuk tidak lagi terlibat dalam kegiatan kelembagaan.
“Masih (terima gaji). Diberhentikan, baru kemudian tidak terima gaji. Kami sudah ingatkan yang bersangkutan (tidak boleh ikut kegiatan Bawaslu),” jelasnya.
Sebelumnya, Riza ditangkap polisi karena diduga mengonsumsi sabu. Ia mengakui kesalahannya dan menyatakan penyesalan atas tindakannya.
“Ini kebodohan saya, intinya saya menyesal,” kata Riza pada Sabtu (8/3/2025).
Dalam pengakuannya, Riza menyebut baru dua kali menggunakan sabu. Ia mengklaim tidak berniat memakai narkoba saat kejadian, namun tergoda setelah bertemu temannya yang mengajaknya membeli sabu bersama.
“Waktu itu mau sahur, saya mau beli galon. Tapi ternyata waktu itu ketemu teman langsung diajak patungan beli sabu. Akhirnya saya ikut pakai,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa selama menjalankan tugas sebagai pengawas pemilu dan pilkada serentak 2024, dirinya tidak pernah berada dalam pengaruh narkoba.
“Nggak pernah waktu itu (dalam pengaruh sabu),” tegasnya.
Atas perbuatannya, Riza bersama dua rekannya dijerat dengan Pasal 112 ayat (1) juncto Pasal 127 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.