Netra, Jakarta – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meminta seluruh kepala daerah di Jateng kompak dalam menyusun dan menjalankan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. Menurutnya, semua bupati, wali kota, dan wakilnya harus punya kepekaan serta visi yang sama.
“Kekompakan ini penting supaya program pembangunan tidak berjalan sendiri-sendiri,” kata Luthfi saat membuka Musrenbang RPJMD di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, dikutip Selasa (6/5/2025).
Dalam arahannya, Luthfi mengingatkan bahwa RPJMD sudah disepakati oleh seluruh kepala daerah. Oleh karena itu, semua pihak harus satu langkah dalam menyukseskan program lima tahunan tersebut.
“Lek kenceng aja mendahului, lek tajam aja melukai, lek abot dipikul bareng,” ujar Luthfi.
Hadir dalam acara tersebut 35 bupati, wali kota, dan wakil kepala daerah dari seluruh kabupaten/kota di Jateng. Mereka tampak duduk berdampingan di barisan depan.
Luthfi juga menegaskan bahwa seorang pemimpin boleh mendelegasikan tugas kepada bawahan, termasuk kepada wakilnya. Namun, tanggung jawab tetap ada di tangan pemimpin.
“Pimpinan itu harus memberi, bukan mengambil. Satu-satunya yang boleh diambil dari bawahannya adalah tanggung jawab,” tegas Luthfi.
Sambil berkelakar, Luthfi menyinggung soal hubungan antar kepala daerah dan wakilnya.
“Ada wakil dan bupati/wali kota yang satu mobil? Ga ada sing tukaran. Kok enek sing ngguyu, mesti ana apa-apa iki,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa birokrasi di Jateng harus melayani. Gaya komunikasi di lapangan boleh luwes, tapi tetap harus menyelesaikan masalah. Untuk urusan informasi publik, ia minta semua pihak bersikap terbuka.
Sebelum Musrenbang tingkat provinsi, Musrenbang juga sudah dilakukan di tujuh karesidenan. Forum tersebut menjadi pedoman utama dalam pelaksanaan pembangunan lima tahun ke depan.
“Bupatine siji mbangun ngalor, sijine ngidul. Pating pecotot rak karuan,” ujar Luthfi.
Pada tahun 2025, fokus pembangunan diarahkan ke infrastruktur jalan, pendidikan, dan ketahanan pangan. Tahun 2026 ditargetkan Jateng ikut memperkuat stok pangan nasional demi menjaga swasembada. Selanjutnya, sektor pariwisata bakal digenjot.
Tujuan akhir dari semua program itu adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk menurunkan angka kemiskinan di 35 kabupaten/kota.
Luthfi juga menekankan pentingnya kerja sama antarwilayah. Ia mencontohkan Kota Solo yang bergantung pada suplai air dari Kabupaten Klaten, serta Kota Semarang yang mendapat pasokan beras dari Kendal.