Netra, Jakarta – Harga ayam dan telur di level peternak mengalami penurunan tajam. Harga jual saat ini jauh di bawah titik impas atau Break Even Point (BEP).
Hal itu diungkapkam oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi. Ia mengatakan harga ayam hidup di Jateng, Jatim, Jabar dan Jabodetabek hanya berkisar antara Rp 13.200 hingga Rp 14.400 per kilogram.
Angka ini cukup jauh di bawah titik impas atau Break Even Point (BEP) yang berada di level Rp 19.000 /kg, bahkan lebih rendah lagi dibanding Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan sebesar Rp 25.000/kg,” ungkap Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, dikutip Kamis (24/4).
Sementara harga telur ayam ras ikut juga mengalami penurunan. Harga jual di lapangan berkisar antara Rp 22.800 hingga Rp 23.600 per kilogram. Angka itu masih di bawah HAP sebesar Rp 26.500/kg.
Menanggapi hal tersebut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan ia akan turun tangan langsung mengatasi masalah ini jika dalam seminggu harga ayam dan telur di tingkat peternah masih belum normal.
“Kami sudah minta Dirjen PKH (Peternakan dan Kesehatan Hewan) hampir tiap hari. Kami monitor, tadi sudah ada mulai naik. Kami dijanji satu minggu sudah normal kembali. Bila satu minggu tidak normal, aku yang turun tangan,” ungkap Amran saat ditemui wartawan di Kantor Kementan, Sabtu (26/4/2025).
Amran meminta agar peternak kecil jangan dibiarkan berjalan sendirian. Dia telah mengarahkan Dirjen dan Direktur di Kementan untuk turun tangan.
“Kami minta itu peternak kecil jangan dibiarkan jalan sendiri. Aku minta Dirjen, Direktur turun tangan semua. Berapa kali terjadi dulu, kami undang langsung normal, Insyallah,” tuturnya.
“Kami dijanji, kami kemarin minta kapan bisa normal, katanya minggu depan, paling lambat minggu depan. Kalau tidak normal, aku yang turun tangan,” tegasnya.
Lebih lanjut Amran menyampaikan saat ini produksi ayam hidup dan telur memang sedang tinggi. Sehingga hal itu menjadi salah satu faktor hatga ayam dan telur di level peternak menjadi turun.
“Ya memang produksi kita tinggi, makanya solusinya adalah ekspor. Telur kemarin sudah mulai ke beberapa negara, ada 40 kontainer kalau tidak salah dilaporkan akan ekspor, atau mungkin sudah diekspor. Sebenarnya ayam dengan telur kan kita sudah ekspor, termasuk ke Jepang kan,” pungkasnya.