Netraworld, Jakarta – Korea Selatan akan menggelar pemilihan presiden pada 3 Juni 2025. Kepastian ini diumumkan pemerintah pada Selasa (8/4/25), menyusul pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk Yeol akibat deklarasi darurat militer yang menimbulkan krisis politik.
Negara itu tidak memiliki presiden aktif sejak Desember lalu, setelah Yoon mencoba menggulingkan pemerintahan sipil. Ia segera dimakzulkan oleh parlemen dan ditangguhkan dari jabatannya.
Pengadilan kemudian menguatkan pemakzulan tersebut pekan lalu, mencabut jabatannya dan memicu kewajiban konstitusional untuk menggelar pemilu dalam waktu 60 hari.
“Pemerintah telah mengadakan diskusi dengan Komisi Pemilihan Umum Nasional dan lembaga-lembaga terkait lainnya,” kata Perdana Menteri Han Duck-soo, dilansir kantor berita AFP, Selasa (8/4).
Ia menyatakan, “Kami juga mempertimbangkan perlunya memastikan kelancaran operasi pemilu dan menyediakan waktu yang cukup bagi partai politik untuk mempersiapkan diri.”
Sebagai hasil pembahasan itu, Han menyampaikan bahwa mereka telah memutuskan tanggal 3 Juni sebagai tanggal pemilihan presiden ke-21 Korea Selatan.
“menetapkan tanggal 3 Juni sebagai tanggal pemilihan presiden ke-21 Korea Selatan,” ia juga menambahkan bahwa hari tersebut akan ditetapkan sebagai hari libur nasional guna memfasilitasi pemungutan suara.
Han juga meminta seluruh lembaga terkait untuk memastikan proses pemilu berjalan lancar.
“Melakukan persiapan menyeluruh untuk memastikan pemilihan yang lebih adil dan lebih transparan dari sebelumnya, dan yang dapat memperoleh kepercayaan rakyat,” ujarnya.
Berbeda dari pemilu biasa, presiden terpilih dalam pemilu kali ini akan langsung dilantik sehari setelah pemungutan suara, tanpa masa transisi.
Untuk sementara waktu, pemerintahan dijalankan oleh Perdana Menteri Han sebagai presiden sementara.
Pemilu ini digelar di luar jadwal reguler yang umumnya berlangsung pada hari Rabu. Ketentuan itu tidak berlaku bagi pemilu darurat akibat kekosongan jabatan.
Periode kampanye resmi akan dimulai pada 12 Mei dan berakhir 2 Juni.
Dalam jajak pendapat terbaru yang dilakukan Gallup, pemimpin oposisi Lee Jae-myung berada di posisi teratas dengan tingkat dukungan sebesar 34 persen.