Netranomics, Jakarta – Pasar saham Amerika Serikat kehilangan nilai kapitalisasi lebih dari USD 5 Triliun hanya dalam dua hari terakhir. Anjloknya pasar dipicu lonjakan tarif impor oleh Presiden Donald Trump dan respons balasan dari China.
Ketegangan langsung mengguncang pasar global. Indeks Nasdaq masuk ke wilayah bear market, sementara S&P 500 dan Dow Jones terkoreksi tajam, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap risiko resesi global akibat kebijakan proteksionisme Washington.
Kurang dari 48 jam setelah pengumuman kenaikan tarif oleh Trump, China membalas dengan tarif sebesar 34 persen atas seluruh produk AS, memperuncing eskalasi perang dagang yang kian tak terkendali.
Di saat yang sama, harapan akan pelonggaran moneter pupus setelah Ketua The Fed Jerome Powell memilih sikap hati-hati. Meski Trump mendesaknya menurunkan suku bunga, Powell justru mengingatkan risiko inflasi dan perlambatan ekonomi.
Reaksi pasar negatif. Indeks S&P 500 anjlok 6 persen dalam dua hari, menandai pekan perdagangan terburuk sejak krisis pandemi. Total penyusutan kapitalisasi pasar sejak awal masa jabatan Trump kini mendekati USD 8 triliun.
The Fed berada di posisi sulit, terjepit antara tekanan inflasi dan bayang-bayang resesi. Pelaku pasar memperkirakan akan ada empat kali pemangkasan suku bunga tahun ini, dimulai Juni. Namun, jika tekanan berlanjut, langkah darurat sebelum rapat 6–7 Mei bisa diambil.
Berbeda dari krisis sebelumnya, gejolak kali ini dipicu oleh kebijakan pemerintah sendiri. Sejumlah ekonom menyebut ini sebagai krisis buatan, yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Barclays memproyeksikan inflasi AS menembus 4 persen tahun ini, dan PDB akan menyusut pada kuartal IV. Proyeksi pertumbuhan ekonomi di zona euro dan China juga direvisi turun.
Pasar energi turut melemah. Harga minyak Brent jatuh lebih dari 6 persen menjadi USD 62 per barel, terendah dalam empat tahun.
Aset aman menjadi incaran. Imbal hasil obligasi Swiss tenor dua tahun jatuh di bawah nol, mencerminkan lonjakan permintaan.
Sektor keuangan menjadi yang paling terdampak. Indeks perbankan S&P turun 7,3 persen dalam sehari. Semua 11 sektor utama S&P 500 melemah, dengan energi turun paling dalam: 8,7 persen.
Saham teknologi dan perusahaan yang bergantung pada pasar China juga terpukul. Apple jatuh 7,3 persen, sementara JD.com, Alibaba, dan Baidu kehilangan lebih dari 7,7 persen. Indeks semikonduktor anjlok 7,6 persen.
Meski pasar tutup selama akhir pekan, pemerintah dan bank sentral di berbagai negara tetap bersiaga, menjaga komunikasi dan memantau potensi gejolak lanjutan di pekan mendatang.