Netra, Jakarta – Beberapa waktu terakhir, Indeks Hatga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kemerosotan. Bahkan pada Selasa (18/3) lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat memberlakukan trading halt saat IHSG turun sampai 5 persen.
Menanggapi itu, Presidential Communication Office (PCO) membantah narasi yang mengatakan IHSG terus menurun karena pasar modal tidak percaya pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Faktanya investor itu sebenarnya sedang melepas kepemilikan saham di seluruh dunia. Untuk apa? Untuk membeli aset yang lebih aman, misalnya seperti emas,” ungkap juru bicara PCO Dedek ‘Uki’ Prayudi melalui unggahan akun Instagram @pco.ri, Rabu (26/3/2025).
Uki mengatakan tren pasar yang berpindah ke aset seperti emas membuat instrumen saham jadi kurang diminati. Ia kemudian mencontohkan beberapa indeks sham di Wall Street juga ikut anjlok beberapa bulan belakangan ini.
“Nah ini akibatnya semua bursa itu turun. Jadi nggak cuma IHSG ya. Indeks S&P 500 misalnya itu dalam 1 bulan, dia tuh turunnya udah 10%. Dan harga emas otomatis ya melejit naik dong,” katanya.
Lebih lanjut Uki menyampaikan pasar modal masih mempercayai iklim investasi di Indonesia. Ia menyebut indokatornya adalah Surat Utang Negara (SUN) yang masih diminati dan laku keras.
“Sementara di dalam negeri, pemerintah juga sedang menerbitkan surat utang negara atau SUN. Dan nggak main-main ya uang yang terkumpul dari SUN itu tembus Rp 28 triliun,” ujarnya.
“Ini justru menggambarkan kepercayaan pasar terhadap pemerintah, di samping mengalihkan modal dari IHSG tadi ke SUN tadi,” lanjutnya.
Uki juga menuturkan indokator ekonomi masih menunjukkan angka yang positif. Ia menyebut defisit tetap terjaha di 2,5% dari PDB, penerimaan pajak bruto mengalami kebaikan 6,6% dan penawaran surat berharga negara diminati pasar.
“Jadi teman-teman nggak usah khawatir sekali lagi, iklim investasi tetap terjaga baik. Dan pemerintah bekerja keras siang malam untuk menjaga iklim ini tetap baik,” pungkasnya.