Netra, Jakarta – Kepala Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi angkat bicara terkait teror paket kepala babi yang dikirim ke kantor Tempo pada Kamis (20/3). Hasan menyebut istana tidak bisa menanggapi peristiwa itu terlalu jauh.
“Kita kan nggak tahu, ini kan problem mereka dengan entah siapa, entah siapa yang ngirim. Buat saya, nggak bisa kita tanggapi apa-apa. Ini problem mereka, entah dengan siapa, siapa yang ngirim. Apakah itu benaran seperti itu? Atau cuma jokes? Karena saya lihat juga mereka menanggapinya dengan jokes,” kata Hasan kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (21/3/2025).
Hasan memastikan Presiden Prabowo tetap komitmen dalam menjaga kebebasan pers.
“Ada (media/pers) yang dihalang-halangi bikin berita? Kalau nggak ada yang dihalang-halangi bikin berita, itu artinya kebebasan press kita bagus,” ujar Hasan Nasbi.
“Kayak misalnya Tempo masih boleh menulis berita nggak? Boleh kan? Masih boleh siaran Bocor Alus nggak? Tetap boleh kan? Itu artinya pemerintah nggak ikut campur sama sekali, nggak ganggu sama sekali,” lanjutnya.
Ia memberi saran, jika ada masalah yang merugikan pers silahkan dilapor ke dewan pers. Hasan juga menegaskan, istana tidak mau persoalan ini dikaitkan ke pemerintah.
“Kalau pun ada yang merasa dirugikan melapor ke Dewan Pers, kan undang-undangnya sudah jelas. Jadi saya rasa nggak usah terlalu berita yang besar karena kita nggak tahu itu dikirim oleh siapa. Dalam maksud seperti apa, kita nggak tahu. Jadi kita nggak tahu menahu soal itu. Dan tidak mau dikait-kaitkan dengan itu,” pungkasnya.
Peristiwa paket berisi kepala babi di Kantor Tempo terjadi pada kamis (20/3) pukul 16.15 WIB, saat wartawan Tempo yakni Cica kembali ke kantor Tempo setelah melakukan liputan. Paket tersebut ditujukan atas nama Cica, setelah menerima dan membawa paket itu ke dalam diketahui berisi kepala babi yang menimbulkan bau busuk yang cukup kuat.