Netra, Jakarta – Mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong menyatakan keheranannya atas tuntutan tujuh tahun penjara yang dijatuhkan jaksa dalam kasus dugaan korupsi impor gula. Ia menyebut seluruh fakta persidangan diabaikan dalam tuntutan yang dibacakan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat.
“Kita baru mendengarkan pembacaan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum. Saya terheran-heran dan kecewa karena tuntutan yang dibacakan sepenuhnya mengabaikan 100% dari fakta-fakta persidangan,” kata Tom Lembong, Jumat (4/7/2025).
Tom menyebut tuntutan tersebut seperti salinan langsung dari surat dakwaan. Ia mempertanyakan jalannya proses hukum yang dianggapnya tidak mencerminkan realitas persidangan.
“Ya, hampir kayak copy-paste ya. Surat dakwaan langsung plek ke surat tuntutan. Dan seolah-olah 20 kali persidangan dalam kurang lebih 4 bulan, menghadirkan puluhan saksi dan ahli itu tidak pernah terjadi. Jadi saya masih sedikit seperti, kalau bahasa Inggris-nya surreal. Apakah ini dunia khayalan, dunia imajinasi, atau apakah ini Kejaksaan Agung Republik Indonesia,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan kekecewaan terhadap kinerja jaksa. Padahal, menurutnya, selama ini dirinya bersikap terbuka dan menjelaskan dengan rinci permasalahan yang ada.
“Saya agak kecewa bahwa Kejaksaan Agung Republik Indonesia tidak sanggup untuk profesional seperti yang kami harapkan dan bagaimana sejauh mungkin kami sendiri mempraktikannya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Tom menilai jaksa tidak mengakomodasi keterangan yang semestinya bisa meringankan. Ia mengklaim sebagian tuduhan telah terbantahkan dalam persidangan oleh saksi dan ahli.
“Padahal dalam persidangan sudah terbukti beberapa tuduhan dalam dakwaan itu sudah dipatahkan oleh saksi maupun ahli. Dan dalam penuntutan hari ini yang disampaikan oleh jaksa penuntut seolah-olah keterangan yang mematahkan tuduhan itu tidak pernah terjadi,” ujarnya.