Netra, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasi adanya pemindahan personel militer dan staf diplomatik AS dari kawasan Timur Tengah. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran yang dinilai bisa berujung konflik.
Pemindahan itu tak hanya berlaku untuk personel militer, tapi juga mencakup anggota keluarga mereka. Informasi ini disampaikan usai muncul ancaman dari Iran yang menyatakan siap menyerang pangkalan-pangkalan militer AS di kawasan jika pembicaraan nuklir gagal dan konflik meletus.
“Mereka dipindahkan karena kawasan itu bisa menjadi tempat berbahaya,” kata Trump kepada awak media di Washington DC, Kamis (12/6/2025), saat dimintai tanggapan soal laporan tersebut.
“Kita telah memberikan pemberitahuan untuk pemindahan itu dan kita lihat apa yang terjadi,” lanjutnya.
Pernyataan Trump muncul sehari setelah pemerintah Iran, Rabu (11/6), mengeluarkan ancaman akan membidik pangkalan militer AS di Timur Tengah jika situasi memanas.
Menanggapi pertanyaan apakah ada upaya untuk meredakan situasi, Trump menegaskan pendiriannya soal program nuklir Iran.
“Mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir. Sederhana saja, mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir. Kita tidak akan mengizinkan hal itu,” tegas Trump.
Sementara itu, seorang pejabat AS yang tak disebut namanya mengungkap bahwa pengurangan staf juga terjadi di Kedutaan Besar AS di Irak karena alasan keamanan. Laporan lainnya menyebut pemindahan serupa dilakukan terhadap personel di Kuwait dan Bahrain.