Netra, Jakarta – Rusia menyatakan dukungannya terhadap Iran setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menegaskan bahwa perjanjian nuklir baru dengan Teheran tidak akan membolehkan pengayaan uranium. Moskow menanggapi dengan menekankan bahwa Iran memiliki hak atas program nuklir yang bersifat damai.
Sejak April lalu, Washington dan Teheran telah menjalani lima putaran negosiasi terkait isu nuklir, dengan fokus utama pada kegiatan pengayaan uranium. Perundingan ini bertujuan untuk menyusun perjanjian baru sebagai pengganti kesepakatan sebelumnya yang dibatalkan Trump pada masa kepresidenannya tahun 2018.
Pada Senin (2/6), Trump kembali menegaskan bahwa kesepakatan nuklir yang dirancang tidak akan memberi Iran izin untuk memperkaya uranium. Di sisi lain, Iran tetap mempertahankan posisinya bahwa aktivitas tersebut adalah bagian dari program damai untuk memproduksi bahan bakar pembangkit listrik.
Menanggapi pernyataan terbaru Trump, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dikutip AFP pada Rabu (4/6/2025), menyuarakan pembelaan terhadap Iran.
“Setiap negara memiliki hak untuk mengembangkan energi nuklir secara damai, dan hal ini harus dilakukan di bawah pengawasan ketat dari Badan Energi Atom Internasional,” ujar Peskov.
Ia juga menambahkan, “Kami percaya bahwa hak ini harus dilindungi oleh semua pihak.”
Pernyataan dari Kremlin ini muncul di tengah eratnya kerja sama militer antara Moskow dan Teheran, terutama sejak Rusia memulai invasinya ke Ukraina pada Februari 2022.