Netra, Jakarta – Pemerintah Taiwan melaporkan bahwa China telah mengirim dua kapal induk beserta puluhan kapal perang ke perairan utara dan selatan Taiwan sepanjang bulan lalu. Langkah tersebut dinilai sebagai bagian dari intensifikasi tekanan militer Beijing terhadap Taipei.
Menurut seorang pejabat keamanan Taiwan yang enggan disebutkan namanya, sebagaimana dikutip oleh AFP, Senin (2/6/2025), hingga 70 kapal militer termasuk kapal perang dikerahkan oleh China ke wilayah perairan yang berdekatan dengan Taiwan.
Pejabat tersebut menjelaskan bahwa puluhan kapal itu dipantau keberadaannya dari kawasan Laut Kuning hingga Laut China Selatan selama periode 1 Mei hingga 27 Mei.
Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing secara konsisten meningkatkan kehadiran militernya di sekitar Taiwan, baik melalui pengiriman jet tempur maupun kapal perang. China terus mendesak agar Taiwan menerima klaim kedaulatannya atas pulau yang secara de facto memiliki sistem pemerintahan demokratis.
Beijing juga belum mengesampingkan opsi penggunaan kekuatan militer untuk membawa Taiwan ke dalam wilayah kekuasaannya, yang membuat pulau tersebut terus berada di bawah ancaman invasi.
“Tindakan militer serta aktivitas zona abu-abu mereka mencerminkan pengerahan berskala besar di sekitar gugusan pulau, menciptakan tekanan maksimal yang menyeluruh,” ujar pejabat Taiwan tersebut dalam pernyataan resminya pada Senin (2/6).
“Setiap harinya, kami mencatat antara 50 hingga 70 kapal dari angkatan laut dan instansi pemerintah China beroperasi di sekitar wilayah kami, disertai ratusan aktivitas mendadak oleh berbagai jenis pesawat militer yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas,” tambahnya.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa beberapa kapal perang China bahkan diketahui berlayar melewati Selat Miyako dan mencapai Samudra Pasifik bagian barat guna melakukan “latihan jarak jauh dan manuver gabungan udara-laut”.
Pada 19 Mei, sekitar 30 kapal China tanpa identitas jelas—tidak tercatat pelabuhan asal, tanpa dokumentasi resmi—terdeteksi mendekati kepulauan Penghu yang berada di Selat Taiwan. Pejabat keamanan Taiwan meyakini bahwa kapal-kapal tersebut “secara sengaja dikerahkan untuk menimbulkan gangguan”.
Data dari Kementerian Pertahanan Taiwan memperlihatkan bahwa sepanjang bulan Mei, sedikitnya 75 pesawat militer milik China terlibat dalam sedikitnya tiga operasi patroli kesiapan tempur di sekitar wilayah udara Taiwan.
Pejabat keamanan tersebut menyebut bahwa intensitas kegiatan militer China pada Mei kali ini “lebih agresif dibandingkan periode sebelumnya”.
Dalam salah satu insiden, ketegangan antara China dan Jepang meningkat setelah kedua negara saling melayangkan protes diplomatik, saling menuduh telah melanggar wilayah udara masing-masing. Insiden itu melibatkan kapal penjaga pantai dan helikopter militer China yang berhadapan dengan pesawat Jepang di dekat pulau sengketa.
Taipei menyatakan bahwa tindakan Beijing merupakan bagian dari “strategi ekspansi militer” yang bertujuan untuk memperkuat kontrol atas seluruh rangkaian kepulauan serta meningkatkan kemampuan tempurnya, demikian dikatakan pejabat tersebut.
Apakah ada peningkatan dalam latihan militer atau kesiapan tempur yang dilakukan oleh Taiwan sebagai respons langsung terhadap “strategi ekspansi militer” China yang lebih agresif ini?