Netraedu, Jakarta – Setiap kali kalender menunjukkan angka 1 Juni, sebagian besar dari kita mungkin langsung berpikir, “Wah, libur!” Tapi sebenarnya, ada makna besar di balik tanggal merah ini. 1 Juni bukan sekadar hari libur biasa ia adalah momen bersejarah yang menandai lahirnya dasar negara Indonesia: Pancasila.
Tapi bagaimana ceritanya Pancasila bisa lahir? Dan mengapa kita memperingatinya setiap tahun?
Soekarno dan Sebuah Pidato yang Mengubah Arah Bangsa
Mari kita mundur sejenak ke tahun 1945. Saat itu Indonesia belum merdeka, tapi para tokoh bangsa sudah mulai memikirkan masa depan. Pada 1 Juni 1945, dalam sebuah sidang penting yang disebut BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), Soekarno berdiri dan menyampaikan pidato yang kelak jadi salah satu pidato paling bersejarah dalam perjalanan negeri ini.
Dalam pidato tersebut, Soekarno menyampaikan gagasan tentang dasar negara yang ia beri nama Pancasila. Kata ini berasal dari bahasa Sanskerta: “panca” berarti lima, “sila” berarti prinsip atau asas. Artinya, lima prinsip dasar yang akan menjadi pondasi berdirinya Indonesia.
Isi dari Pancasila pun bukan sembarang kalimat. Lima sila tersebut mencerminkan nilai-nilai yang mempersatukan keberagaman masyarakat Indonesia:
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Lima sila ini menjadi napas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ditetapkan Sebagai Hari Besar Nasional
Meski Pancasila lahir pada tahun 1945, baru pada tahun 2016 pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Sejak saat itu, 1 Juni resmi menjadi hari libur nasional yang bukan cuma jadi momen istirahat, tapi juga pengingat akan pentingnya nilai-nilai kebangsaan.
Setiap tahun, instansi pemerintahan, sekolah, hingga media sosial ramai memperingatinya. Tidak sedikit pula yang memanfaatkannya sebagai momen refleksi: apakah kita masih setia pada nilai-nilai Pancasila?
Beda dengan Hari Kesaktian Pancasila
Seringkali, orang masih bingung membedakan antara Hari Lahir Pancasila (1 Juni) dan Hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober). Keduanya memang sama-sama berhubungan dengan dasar negara, tapi konteksnya berbeda.
Jika 1 Juni adalah momen kelahiran gagasan Pancasila, maka 1 Oktober adalah hari untuk mengenang kekuatannya, terutama setelah tragedi kelam G30S pada tahun 1965. Dalam peristiwa itu, sejumlah jenderal TNI dibunuh, dan situasi politik sempat berguncang hebat. Tapi di tengah gejolak itu, Pancasila tetap tegak berdiri sebagai landasan negara. Itulah kenapa disebut “kesaktian” Pancasila—karena tetap kuat meski diterpa badai.
Mengapa Ini Penting untuk Kita?
Di era sekarang, mungkin sebagian orang merasa nilai-nilai Pancasila terdengar klise. Tapi jika kita lihat lebih dalam, lima sila ini adalah perekat bangsa. Indonesia punya lebih dari 17 ribu pulau, ratusan suku, dan berbagai agama. Tanpa fondasi yang kuat, kita bisa saja terpecah belah. Pancasila-lah yang menjaga kita tetap satu.
Jadi, saat kita menikmati libur di tanggal 1 Juni, sempatkan sejenak untuk mengingat sejarahnya. Bayangkan momen ketika Soekarno, dengan penuh semangat dan harapan, menyuarakan ide besar yang kini menjadi dasar berdirinya negara kita.
Karena 1 Juni bukan hanya soal libur. Ia adalah hari di mana sebuah gagasan besar lahir gagasan yang sampai hari ini, masih menjadi penuntun arah bagi bangsa Indonesia.