Netra, Jakarta – Israel telah mengeluarkan perintah untuk menutup Rumah Sakit al-Awda di Gaza utara. Akibatnya, para petugas harus berjuang keras untuk memindahkan puluhan pasien yang masih berada di fasilitas tersebut, sementara serangan mematikan dan kelaparan terus melanda daerah kantong yang terkepung itu.
Dilansir Al-Jazeera, Jumat (30/5/2025), Kementerian Kesehatan Gaza menilai seruan evakuasi yang dipaksakan Israel hingga menyebabkan penutupan rumah sakit tersebut sebagai “kelanjutan pelanggaran dan kejahatan terhadap sektor medis di wilayah tersebut.”
“Dengan penutupan Al-Awda, tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di Gaza Utara – memutus jalur kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat di sana.”
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengimbau agar dilakukan “perlindungan terhadap rumah sakit serta keselamatan staf dan pasien dapat dijamin.”
Israel telah mengepung dan membombardir rumah sakit di seluruh Gaza, menewaskan lebih dari 1.400 tenaga medis, serta pasien dan pengungsi yang berlindung di dalamnya sejak awal perang, menurut otoritas setempat.
Setidaknya 70 warga Palestina meninggal dunia akibat serangan Israel sejak Kamis (29/5) dini hari waktu setempat.
Menurut para pejabat kesehatan, Al-Awda adalah rumah sakit terakhir yang masih beroperasi di Gaza utara. Penutupan ini terjadi di tengah upaya pemindahan paksa warga Palestina oleh Israel di Gaza.
Perintah evakuasi terbaru yang keluar pada Kamis malam berdampak pada banyak orang di bagian utara dan timur Kota Gaza.
“Kementerian Kesehatan menyerukan kepada semua pihak terkait untuk memastikan perlindungan bagi sistem kesehatan di Jalur Gaza, sebagaimana dijamin oleh hukum internasional dan kemanusiaan,” kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataan resminya.
WHO melaporkan masih terdapat 97 orang, termasuk 13 pasien, yang berada di rumah sakit tersebut. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berencana melakukan misi pada hari Jumat untuk memindahkan para pasien ke fasilitas lain.
“Karena akses jalan yang terhambat, peralatan medis rumah sakit tidak dapat dipindahkan,” jelas WHO dalam sebuah pernyataan.