Netra, Jakarta – Polda Metro Jaya menetapkan LSN sebagai tersangka kasus pemerasan terhadap seorang pejabat di Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta. Pria tersebut langsung ditahan usai penetapan status tersangka.
“Sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Jumat (30/5/2025).
LSN ditangkap tim intelijen kejaksaan pada Rabu (28/5) di depan kantor Kejati DKI, sesaat setelah diduga memeras pejabat berinisial AR.
Tersangka dijerat dengan Pasal 45 ayat (10) juncto Pasal 27B ayat (2) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang telah diubah dengan UU Nomor 1 Tahun 2024, serta Pasal 369 KUHP terkait tindak pidana pemerasan.
Modus Pemerasan
Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati DKI Jakarta, Syahron Hasibuan, menyebut LSN mengancam akan memberitakan kasus yang ditangani jaksa melalui media daring.
“Iya dia (tersangka) mengaku wartawan, kadang juga mengaku sebagai LSM,” kata Syahron, Jumat (30/5).
LSN tercatat telah menulis tujuh artikel dan melakukan dua kali aksi unjuk rasa. Pada 27 Mei 2025, ia menghubungi AR dan meminta pertemuan untuk membahas perkara yang ditangani jaksa berinisial TH.
“Dia meminta waktu bertemu melalui WA yang memuat percakapan ingin konfirmasi dan meminta imbalan atas penanganan perkara Bea Cukai yang ditangani jaksa TH,” jelas Syahron.
Pertemuan berlangsung di depan kantor Kejati DKI. Saat itu, LSN meminta uang Rp5 juta dan berjanji menghentikan pemberitaan soal kasus tersebut.
“Sesaat kemudian tim intelijen Kejati DKI melakukan pengamanan terhadap LSN beserta uang Rp5 juta di dalam tas LSN yang dia akui berasal dari jaksa AR,” ungkapnya.
Hasil pemeriksaan awal menemukan rekaman suara berisi ancaman dan permintaan uang yang diduga berasal dari LSN. Barang bukti beserta tersangka kini telah diserahkan ke Polda Metro Jaya untuk proses hukum lebih lanjut.
“Dalam rekaman suara tersebut berisikan ancaman dan permintaan uang dari LSN kepada pejabat struktural Kejati DKI berinisial AR,” tutur Syahron.