Netraworld, Jakarta – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza. Ia menyatakan bahwa banyak warga di wilayah tersebut mengalami kelaparan, dan menegaskan bahwa AS akan menangani situasi tersebut.
“Kami sedang melihat Gaza. Dan kami akan menanganinya. Banyak orang kelaparan,” ujar Trump kepada wartawan saat berkunjung ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dalam rangkaian akhir kunjungannya ke Timur Tengah, dilansir dari AFP Jumat (16/5/2025).
Pernyataan Trump muncul di tengah memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza, menyusul kegagalan gencatan senjata dan penutupan akses bantuan oleh Israel. Organisasi kemanusiaan memperingatkan bahwa blokade tersebut menyebabkan kekurangan pangan yang sangat parah di wilayah itu.
Israel menghentikan aliran bantuan ke Gaza sejak 2 Maret lalu. Langkah ini disebut sebagai upaya menekan Hamas agar memberikan konsesi, dengan sejumlah warga Israel masih ditahan oleh kelompok tersebut.
Namun, Hamas menegaskan pada Kamis (15/5) bahwa pemulihan distribusi bantuan merupakan “persyaratan minimum” untuk memulai perundingan. Kelompok itu juga menyatakan bahwa Gaza “tidak untuk dijual”, merespons usulan Trump yang sebelumnya mengemukakan ide menjadikan wilayah tersebut sebagai “zona kebebasan” di bawah pengawasan AS.
Sejak Israel melanjutkan operasi militernya pada 18 Maret, gencatan senjata yang sempat berlaku sejak pertengahan Januari pun runtuh. Akibatnya, serangan terus berlanjut di tengah kondisi kemanusiaan yang semakin genting.
PBB mencatat pasokan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan di Gaza telah menyentuh titik kritis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut satu-satunya rumah sakit yang masih merawat pasien kanker dan jantung kini tidak lagi beroperasi, menyusul serangan Israel pada Selasa (13/5) yang menyebabkan kerusakan parah.
Pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina, Francesca Albanese, menyebut Israel telah “membunuh apa yang tersisa dari kemanusiaan” di Gaza.
PBB memperkirakan sekitar 70 persen wilayah Gaza kini dinyatakan sebagai zona terlarang atau berada di bawah perintah evakuasi.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan bahwa sebanyak 53.010 orang tewas sejak serangan Israel dimulai pada Oktober 2023. Dari jumlah tersebut, 2.876 orang tewas sejak serangan kembali dilancarkan pada pertengahan Maret.