Netraworld, Jakarta – Kelompok Hamas mengklaim para pejuangnya terlibat dalam “pertempuran sengit” melawan pasukan Israel di dekat Rafah, Jalur Gaza selatan, pada Kamis (8/5) waktu setempat. Dalam bentrokan itu, Hamas menyatakan berhasil menewaskan dan melukai sejumlah tentara Israel.
Pernyataan tersebut disampaikan melalui kanal Telegram Hamas dan dilansir oleh Reuters serta Al Arabiya pada Jumat (9/5/2025). Klaim itu menandakan bahwa kelompok militan tersebut masih beroperasi di wilayah Gaza yang kini dikuasai militer Israel, setelah konflik berlangsung lebih dari 19 bulan.
Dalam keterangannya, Hamas menyebut pasukannya menyergap 12 tentara Israel yang berada di sebuah rumah di area Tanur, sebelah timur Rafah. Mereka menggunakan dua roket antipersonel dan antitank dalam serangan itu.
Pihak Hamas mengklaim penyergapan tersebut menimbulkan korban tewas dan luka di pihak Israel, namun tidak merinci jumlahnya. Hingga kini, belum ada respons resmi dari militer Israel terkait klaim tersebut.
Hamas diketahui jarang melaporkan pertempuran di sekitar Rafah dalam beberapa bulan terakhir. Kelompok itu mengalami kerugian besar akibat serangan darat dan udara Israel. Sebagian besar bentrokan antara pejuang Hamas dan militer Israel sebelumnya lebih sering terjadi di dekat Khan Younis dan wilayah utara Gaza.
Pada awal Mei, Israel mengumumkan rencana memperluas operasi militernya di Jalur Gaza. Seorang pejabat Tel Aviv menyatakan, perluasan itu mencakup “penaklukan Jalur Gaza dan penguasaan atas wilayah tersebut”.
Rencana tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk Komisioner Tinggi HAM PBB yang menyebut langkah Israel “sangat berbahaya” bagi warga sipil di Gaza.
Sejak 2 Maret lalu, Jalur Gaza berada di bawah blokade total. Akses bantuan kemanusiaan diputus, dan kondisi di wilayah tersebut memburuk menjadi krisis kemanusiaan.
Militer Israel kembali menggencarkan serangan ke Gaza pada 18 Maret, mengakhiri gencatan senjata dua bulan yang sebelumnya berlangsung.