Netra, Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan imbauan kepada warganya yang hendak mengunjungi Indonesia. Imbauan itu meminta warga AS untuk menghindari kunjungan ke dua daerah di Indonesia.
Dua daerah yang dimaksud dalam imbauan tersebut adalah Provinsi Papua Tengah dan Papua Pegunubgan. Dua daerah itu dianggap masih terdapat kerusuhan dan aksi kekerasan yang terus meningkat.
Mengutip Express US, Kamis (8/5/2025), Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyebut bahwa konflik yang sedang berlangsung di dua wilayah itu bisa membahayakan keselamatan wisatawan, bahkan berisiko menyebabkan cedera atau kematian.
Selain itu, imbauan jug menyebut hindari kerumunan dan demonstrasi yang sedang terjadi. Dua wilayah itu disebut terdapat kelompok separatis bersenjata yang dikhawatirkan menculik warga asing, termasuk warga negara Amerika Serikat.
Pemerintah Amerika Serikat menuturkan tidak memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan darurat bila warganya mendapati ancaman serius. Lebih lanjut, pejabat resmi Amerika yang tengah bertugas di Indonesia perlu mendapat izin khusus bila ingin bepergian ke wilayah Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
Pemerintah AS juga memberikan lampu kuning (hati-hati) untuk seluruh wilayah Indonesia secara umum. Mereka menilai Indonesia masuk dalam kategori peringatan perjalanan level 2. Artinya wisatawan diminta untuk lebih berhati-hati.
Peringatan Level 2 untuk Indonesia bukan berarti dapat dinilai tidak aman. Namun ada sejumlah risiko yang perlu perhatikan dan diwaspadai seperti potensi kejahatan, kerusuhan, wabah penyakit, atau bencana alam.
“Waspadai risiko yang meningkat terhadap keselamatan dan keamanan. Departemen Luar Negeri memberikan saran lebih lanjut bagi para pelancong ke wilayah-wilayah ini dalam peringatan perjalanan. Kondisi di negara mana pun dapat berubah sewaktu-waktu,” tulis imbauan departemen itu.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga mengatakan penetapan tingkat peringatan level 2 dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni tingkat kejahatan, terorisme, kerusuhan sipil, kondisi kesehatan masyarakat setempat, dan risiko bencana alam.