Netra, Jakarta – Sejumlah siswa di Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), alami gejala keracunan seperti diare dan muntah-muntah. Peristiwa itu terjadi pada, Kamis (1/4) malam hari.
Kepala Puskesmas Rajapolah, Tasikmalaya, Hani Hariri menyebut sebanyak 24 siswa datang mengeluhkan rasa sakitnya. Adapun dari total 24 siswa tersebut 8 siswa diantaranya menjalani rawat inap dan 1 siswa dirujuk ke Rumah Sakit.
“Total hari ini ada 24 orang, yang dirawat ada 8 orang dan 1 orang dirujuk ke RS karena permintaan keluarga pasien,” kata Kepala Puskesmas Rajapolah, Hani Hariri.
Belum diketahui pasti penyebab sejumlah siswa alami gejala keracunan, namun dari semua yang dirawat memiliki kesamaan yakni menyantap jatah makan siang bergizi (MBG) di sekolahnya pada Rabu (30/4/2025).
Lebih lanjut, Hani mengatakan saat ini para siswa yang menjalani rawat inap telah menunjukan kondisi yang membaik. Untuk siswa yang dirujuk ke RS, dilaporkan tidak memiliki penyakit penyerta.
“Untuk yang dirujuk tidak memiliki penyakit penyerta, dan saat ini kondisi pasien yang dirawat pun berangsur membaik,” ujar Hani.
Hani menyebut sejumlah siswa dengan gejala yang sama yakni keracunan datang ke Puskesmas Rajapolah sejak Kamis siang. Sampai pada malam hari, jumlahnya terus bertambah. Mereka memiliki keluhan yang sama yakni sakit perut, mual, lemas dan diare.
Hani menyampaikan pihaknya akan terus bersiaga untuk mengantisipasi lonjakan kedatangan pasien lainnya. Ia juga sudah berkoordinasi dengan layanan kesehatan lain yang berada di sekitar lokasi.
“Kami terus siaga jika ada tambahan pasien yang datang. Penanganan akan kami lakukan sesuai standar medis,” ungkap Hani.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, anak-anak yang dikabarkan keracunan itu menyantap jatah MBG di sekolahnya pada hari Rabu (30/4). Sejak Rabu malam beberapa dari mereka mulai mengalami gejala, namun masih diobati di rumah. Kondisi itu terus berlanjut hingga Kamis siang, sehingga beberapa siswa mulai mendatangi Puskesmas Rajapolah.
“Anak saya mulai diare dari jam 10 malam, hari Rabu. Baru dibawa ke Puskesmas sekarang (Kamis malam), karena terus-terusan BAB. Barusan kata dokter mulai dehidrasi, mau diinfus,” kata Rosita, salah seorang orangtua siswi SMPN 1 Rajapolah.
Rosita memiliki dua anak yang bersekolah di SMPN 1 Rajapolah dan sama-sama makan jatah MBG di hari Rabu itu.
“Kalau kakaknya makan MBG-nya nggak habis, sayurannya nggak dimakan. Kalau adiknya dimakan habis. Nah pas malamnya, si adik mulai diare, kalau kakaknya alhamdulillah, nggak apa-apa,” jelas Rosita di Puskesmas Rajapolah.
Hal ini dibenarkan oleh L, anak Rosita. L mengaku menghabiskan sayuran yakni tumis labu, kendati ia merasakan tidak enak. “Sayurannya nggak enak,” kata L.
Sementara itu pihak kepolisian dari Polres Tasikmalaya Kota telah meminta keterangan dari sejumlah siswa yang diduga keracunan. Pihak Polres berusaha mendapatkan sampel makanan jatah MBG yang disantap siswa.
Sampai saat ini pihak Polres Tasikmalaya Kota belum memberikan keterangan lebih lanjut.