Netra, Jakarta – Polisi mengungkap para tersangka dalam kasus bentrokan lahan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, telah mempersiapkan senapan angin sebelum aksi terjadi. Senjata tersebut dibawa dalam mobil saat mereka menuju lokasi kejadian.
“Kalau kita lihat dari persiapan, ya kan mereka sebelumnya sudah mempersiapkan ya, sudah beli barangnya, sudah mungkin dia mengumpulkan teman-temannya, ini mungkin kalau kita lihat daripada proses mereka sudah merencanakan untuk melakukan penyerangan itu,” ujar Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Murodih kepada wartawan dalam konferensi pers di Mapolres Jaksel, Jumat (2/5/2025).
Dalam penggerebekan, polisi menyita sejumlah barang bukti, termasuk empat senapan angin berbahan PVC dan tiga senjata tajam jenis parang. Selain itu, turut diamankan satu unit mobil berpelat B-2880-SYU, delapan ponsel, serta enam potong pakaian yang dikenakan pelaku saat bentrokan.
“Untuk barang-barang itu, rekan-rekan bisa dilihat di sini ada 4 untuk senapan angin yang mana berjenis PVC, kemudian juga ada 3 buah senjata tajam berjenis parang. Kemudian juga kita amankan ada 1 unit kendaraan roda 4 jenis Agya nomor polisi B-2880-SYU yang berwarna kuning, kemudian juga ada 8 unit handphone, kemudian juga 6 buah pakaian dikenakan pelaku pada saat di TKP,” jelas Murodih.
Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Igo Fazar Akbar, mengatakan penyelidikan masih berlanjut untuk menelusuri asal senapan angin yang digunakan. Pihaknya sedang mencari pihak penjual senjata tersebut.
“Dapat kami sampaikan bahwa untuk senjata jenis senapan angin PCV ini kita juga masih melakukan pengembangan, menurut ataupun berdasarkan keterangan dari para pelaku membeli di daerah Jakarta. Sampai saat ini masih bisa lakukan pengembangan di mana tempat penjualnya,” kata Igo.
Igo menegaskan senapan angin dan senjata tajam dibeli khusus untuk aksi tersebut. Hal ini menguatkan dugaan bahwa keributan sudah direncanakan sebelumnya.
“Baru ,dibeli berikutnya sajamnya juga baru dibeli, bisa dilihat di situ masih ada stiker,” ucap dia.
Ia juga mengimbau masyarakat maupun jasa pengamanan untuk tidak menyelesaikan konflik dengan kekerasan. Tindakan premanisme, menurutnya, akan ditindak tegas.
“Kami dari Satreskrim Jaksel kami akan selalu melakukan tindakan tegas terhadap segala bentuk kegiatan premanisme. Maka dari itu kami mohon kepada rekan-rekan apabila memang terjadi permasalahan di lapangan silakan selesaikan secara kekeluargaan, secara baik-baik dulu,” ujarnya.
“Ada jalurnya masing-masing. jadi kami harapkan tidak ada kegiatan premanisme lagi,” imbuhnya.
Diketahui, bentrokan antara dua kelompok terjadi di Jalan Kemang Raya, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada Rabu (30/4) pafi WIB. Polisi mengamankan 27 orang, dan menetapkan 10 di antaranya sebagai tersangka.