Netra, Jakarta – Tim Search and Rescue (SAR) dari Korps Brimob Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) AB Moskona terus melakukan pencarian terhadap mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Marbun, yang dilaporkan tenggelam di kawasan Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Operasi difokuskan pada wilayah hutan dan bantaran sungai yang dikenal sebagai zona merah karena rawan gangguan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Rabu (30/4/2025), disebutkan personel Brimob memanfaatkan peta topografi untuk memetakan jalur pencarian serta menandai titik-titik strategis di sepanjang rute. Karena akses ke lokasi terakhir terlihatnya Iptu Tomi tidak memungkinkan menggunakan longboat, tim SAR harus berjalan kaki menembus medan berat dan penuh potensi bahaya.
Dilengkapi dengan teropong taktis, para personel menyusuri aliran sungai sambil mengamati jejak atau tanda-tanda keberadaan Iptu Tomi Marbun. Komandan Pasukan (Danpas) Pelopor Korps Brimob Polri, Brigjen Gatot Mangkurat Putra, mengungkapkan bahwa kondisi alam Papua sangat menantang dan berbeda jauh dibandingkan wilayah lainnya seperti Jawa, sehingga dibutuhkan strategi operasi yang ketat dan disiplin tinggi.
“Di sini kita tidak bisa mengandalkan kenyamanan. Personel tidur hanya beralas ponco, makan dengan keterbatasan, dan harus selalu siap dalam kondisi apapun. Ini bukan sekadar operasi biasa, tapi latihan mental dan fisik dalam medan sesungguhnya,” ujar Gatot dalam kegiatan analisis dan evaluasi Operasi AB Moskona di Aula Polres Bintuni.
Ia menjelaskan potensi serangan di zona merah dapat muncul dari berbagai arah, bahkan dari bawah air. Karena itu, setiap anggota tim SAR dituntut menjaga kewaspadaan dan disiplin operasional secara maksimal.
“SOP harus dijalankan secara ketat, dengan setiap personel saling mendukung dan berjaga,” jelasnya.
Menurut Gatot, operasi SAR AB Moskona mencerminkan betapa kompleks dan berisikonya tugas kemanusiaan yang dijalankan Brimob di Papua.
“Keberanian, ketangguhan, dan integritas menjadi kunci utama dalam pencarian yang hingga kini masih terus berlangsung di tengah medan yang sulit dan penuh risiko,” pungkasnya.