By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
NetramediaNetramediaNetramedia
Notification Show More
Font ResizerAa
  • Home
  • Netranews
  • Netrasport
  • Netranomics
  • Netratech
  • Netraedu
Reading: Hamas Dikabarkan Siap Bersepakat untuk Gencatan Senjata 5 Tahun di Jalur Gaza
Font ResizerAa
NetramediaNetramedia
  • Home
  • Netranews
  • Netranomics
  • Netrasport
  • Netratech
  • Netraedu
Search
Have an existing account? Sign In
  • Contact
  • Contact
  • Contact
  • Blog
  • Blog
  • Blog
  • Complaint
  • Complaint
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
  • Advertise
Netraworld

Hamas Dikabarkan Siap Bersepakat untuk Gencatan Senjata 5 Tahun di Jalur Gaza

Rivan Prasetyo
Last updated: April 27, 2025 12:48 pm
Rivan Prasetyo
Published April 27, 2025

Netra, Jakarta – Hamas dikabarkan siap untuk bersepakat untuk gencatan senjata atau mengakhiri selama 5 tahun di Jalur Gaza. Hamas juga disebut bersedia untuk melepaskan seluruh warga negara Israel yang disandera kelompok tersebut.

Dilansir AFP, Minggu (27/4/2025), delegasi Hamas mengunjungi Kairo, Mesir, untuk berdiskusi dengan para mediator Mesir mengenai jalan keluar dari perang selama 18 bulan yang telah menewaskan lebih dari 51 ribu jiwa di Gaza.

Kesepakatan gencatan senjata perlu dipercepat, mengingat makin menipisnya makanan dan persediaan medis di Gaza. Menurut salah seorang pejabat Hamas, yang berbicara kepada AFP secara anonim, syarat mengakhiri perang yang diajukan yakni dengan pertukaran tahanan dalam satu gelombang dan gencatan senjata selama 5 tahun.

Sebelumnya, usulan mengenai gencatan senjata ditolak oleh Israel pada awal bulan ini. Usulan tersebut menyerukan kesepakatan ‘komprehensif’ untuk menghentikan perang besar yang sudah terjadi beberapa tahun belakangan.

Salah seorang pejabat senior Hamas menuturkan usulan yang ditolak Israel mencakup gencatan senjata selama 45 hari dengan imbalan pengembalian 10 sandera yang masih hidup.

Sedangkan pihak Hamas menginginkan agar kesepakatan gencatan senjata berujung pada berakhirnya perang dan penarikan penuh tentara Israel dari Jalur Gaza. Kemudian diharapkan bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza.

Pada saat Joe Biden memimpin Amerika Serikat, usulan yang sama yakni penarikan Israel dan ‘berakhirnya perang secara permanen’ juga pernah diusulkan. Pemerintahan Biden merencanakan dua fase gencatan senjata, fase pertama dimulai pada 19 Januari 2025, tetapi hanya bertahan dua bulan saja.

Lalu untuk fase kedua, Hamas telah mengupayakan pembicaraan, tetapi Israel menginginkan fase pertama diperpanjang. Israel menuntut pengembalian semua sandera yang ditawan dalam serangan 2023, dan pelucutan senjata Hamas, yang ditolak kelompok itu sebagai ‘garis merah’.

“Kali ini kami akan menuntut jaminan mengenai berakhirnya perang. Penjajah dapat kembali berperang setelah kesepakatan parsial apa pun, tetapi tidak dapat melakukannya dengan kesepakatan komprehensif dan jaminan internasional,” kata seorang pejabat senior Hamas, Mahmud Mardawi, dalam sebuah pernyataan.

Sementara pejabat senior Hamas, Osama Hamdan menyebut tidak akan menerima atau bahkan mempertimbangka proposal kesepatan bila tidak mencakup penghentian perang yang komprehensif dan permanen.

“Kami tidak akan meninggalkan senjata perlawanan selama penjajahan berlanjut,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Militer Israel kembali melakukan serangan ke Jalur Gaza, dilaporkan sebanyak 55 orang tewas dari yang sebelumnya sebanyak 44 orang pada Kamis (25/4).

Menurut Badan pertahanan sipil Gaza enam orang yang menjadi korban tewas berasal dari satu keluarga, yang tediri dari pasangan suami-istri dan empat anak. Keenam orang tersebut tewas ketika serangan udara militer Israel berlangsung, kemudian dalam sekejap rumah mereka menjadi rata dengan tanah, di area Gaza City bagian utara.

Diketahui, serangan Israel yang menghantam rumah salah satu keluarga Palestina tersebut terjadi saat mereka sedang tertidur.

Ada 3 negara yang menjadi mediator dalam konflik ini, yakni Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir. Ketiga negara tersebut menjadi penengah untuk mengupayakan gencatan senjata sejak 19 Januari.

Harapannya, mediator dapat mendatangkan lonjakan bantuan, bersamaan dengan pertukaran sandera dan tahanan antara Palestina dan Israel.

Hal itu disebabkan Israel dan Hamas tidak sepakat mengenai tahap selanjutnya dari gencatan senjata, kemudian Israel menghentikan semua akses bantuan ke Gaza dan melanjutkan pengeboman.

Related

You Might Also Like

Akhirnya Angkat Bicara, Ini Kata Putin soal AS Serang 3 Fasilitas Nuklir Iran

Israel Tegaskan Tak Akan Berhenti Serang Iran

Trump Merespon Balasan Xi Jinping, Tarif Impor China Naik Jadi 245%!

Mantan Pegawai Tesla Menang Gugatan terhadap Elon Musk

China Kecam Negara-negara Lobi AS soal Tarif, Ancam Lakukan Ini

TAGGED:Amerika SerikatHamasIsraelMediator Palestina Israel
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow US

Find US on Social Medias
1.2kLike
2.1kFollow
1.1kFollow
Popular News
Netranews

Pemprov Akan Perketat Bansos: Hanya untuk Warga Sudah 10 Tahun di Jakarta

Rezy Rahmat
Rezy Rahmat
April 2, 2025
Prabowo Tiba di Yordania, Disambut dan Diantar ke Hotel oleh Raja Abdullah II
KPK Tetapkan Enam Orang Tersangka dari OTT di Kabupaten OKU
Kadis LH Tangsel Tersangka Korupsi, Sampah Dibuang ke Bogor dan Bekasi
Forum Purnawirawan TNI Tuntut Gibran Dimakzulkan, Ini Respon Surya Paloh

Tentang Kami

[email protected]

Redaksi

© Netramedia. All Right Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?