Netra, Jakarta – Alun-alun Santo Petrus di Vatikan menjadi saksi digelarnya misa pemakaman untuk Paus Fransiskus pada Sabtu (26/4) waktu setempat. Dalam upacara yang dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan Dewan Kardinal, Doa Umat Beriman atau doa universal dilantunkan dalam berbagai bahasa, termasuk untuk pertama kalinya dalam sejarah pemakaman Paus—bahasa Mandarin turut digunakan.
Sejumlah kardinal membacakan doa tersebut secara bergantian dalam bahasa Italia, Prancis, Arab, Portugis, Polandia, Jerman, dan Mandarin. CNN melaporkan bahwa kehadiran bahasa Mandarin dalam ritual tersebut menjadi penanda simbolis mendalam, mencerminkan harapan dan jalinan diplomatik antara Vatikan dan Tiongkok.
Kardinal Agostino Liu Bo mendapat kehormatan membacakan bagian doa dalam bahasa Mandarin. Ia mengucapkan, “Bagi kita yang berkumpul di sini, bahwa setelah merayakan misteri suci, suatu hari kita mungkin dipanggil oleh Kristus untuk memasuki kerajaan-Nya yang mulia.”
Paus Fransiskus semasa hidupnya dikenal memiliki ketertarikan besar terhadap Tiongkok. Ia pernah menyuarakan harapan untuk bisa mengunjungi negeri tersebut, walau impian itu tak sempat terwujud hingga beliau wafat pada Senin (21/4).
Namun, pada 2023, ia sempat melakukan perjalanan pastoral ke Mongolia dan di sana bertemu dengan komunitas Katolik lokal serta Uskup dari Tiongkok.
Langkah lain yang menunjukkan perhatian Paus Fransiskus terhadap kawasan Asia adalah pengangkatan Giorgio Marengo sebagai Kardinal pertama dari Mongolia pada tahun 2022. Kardinal Marengo kini termasuk dalam kelompok kardinal yang akan mengikuti konklaf untuk memilih pengganti Paus Fransiskus, yang dijadwalkan dimulai beberapa hari usai pemakaman.
Menurut keterangan Vatikan, sekitar 200.000 orang hadir dalam misa pemakaman tersebut. Tak kurang dari 130 delegasi dari berbagai negara turut menghadiri, terdiri dari 55 kepala negara, 14 kepala pemerintahan, serta 12 raja yang tengah berkuasa.