Netranomics, Jakarta – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi sinyal kemungkinan penurunan tarif impor terhadap China, memunculkan harapan di kalangan investor global.
Mengutip laporan CNN, pemerintah China meminta Trump mencabut seluruh tarif yang telah diterapkan sebelumnya.
Trump sebelumnya menyatakan siap memangkas tarif secara substansial dan berjanji akan bersikap kooperatif dalam negosiasi.
“Seperti kata pepatah, ‘Dia yang mengikat lonceng harus melepaskannya,’” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong, dilansir dari CNN, Kamis (24/4/2025).
Ia juga menegaskan bahwa perang tarif dipicu oleh Amerika Serikat.
“Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini, maka mereka harus mendengarkan masyarakat internasional dan pemangku kepentingan di negaranya,” sambungnya.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan belum ada konsultasi atau negosiasi terkait tarif antara kedua negara.
“Apalagi mencapai kesepakatan,” katanya.
Seorang penasihat ekonomi pemerintah China menilai pernyataan Trump sebagai upaya menenangkan pasar. Direktur Institute of International Affairs di Renmin University, Wang Yiwei, menyebut pejabat China tak lagi memercayai Trump karena pernyataannya yang kerap berubah.
“Tekanan (terhadap Trump) di dalam negeri meningkat, dan sebagian besar pesannya saat ini ditujukan untuk meredakan kekhawatiran dalam negeri. Dia agak gugup sekarang. Namun, China tidak percaya pada pembicaraannya tentang (penurunan substansial) tarif. Dia mengatakan satu hal hari ini dan hal lain besok, mungkin menaikkannya lagi keesokan harinya. Dia tidak dapat dipercaya,” ungkap Wang.
Sementara itu, China disebut terus memperkuat posisi globalnya. Presiden Xi Jinping baru-baru ini mengunjungi tiga negara Asia Tenggara untuk menunjukkan stabilitas politik dan ekonomi. Meski begitu, sejumlah pakar menilai Beijing tetap perlu membuka jalur negosiasi demi melindungi perekonomian.
Langkah Trump yang tiba-tiba terhadap China disebut muncul setelah pertemuan tertutup dengan pimpinan empat raksasa ritel AS Walmart, Target, Home Depot, dan Lowe’s yang mengkhawatirkan dampak ekonomi dari kebijakan tarif serta ketidakpastian pasar.
Sejumlah bank investasi memperingatkan bahwa tarif besar-besaran, termasuk balasan China sebesar 125% terhadap barang-barang AS, berisiko mendorong resesi ekonomi global.
Meski belum mengungkapkan secara rinci rencana pemangkasan tarif, seorang pejabat Gedung Putih menyebut kepada Wall Street Journal bahwa tarif 145% dapat diturunkan menjadi sekitar 50% hingga 65%.
Kabar ini juga ramai diperbincangkan di media sosial China. Di platform Weibo, tagar “Trump takut” menjadi topik utama pada Rabu dan telah ditonton lebih dari 150 juta kali.