Netra, Jakarta – Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, wafat pada Senin (21/4) dalam usia 88 tahun. Sebelumnya, ia masih sempat menyapa umat saat perayaan Paskah. Paus dikabarkan meninggal setelah menjalani perawatan sebulan di rumah sakit akibat pneumonia.
Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak, termasuk Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo. Ia mengaku sempat tak percaya ketika pertama kali menerima informasi tersebut.
“Saya sendiri menerima pernyataan resmi dari Vatikan melalui yang disebut Dewan Para Kardinal di Vatikan. Ketika saya menerima berita itu, saya tidak percaya,” ujar Kardinal Suharyo dalam konferensi pers di Graha Pemuda, Gereja Katedral Jakarta, Senin (21/4/2025).
Menurutnya, sehari sebelumnya, yakni pada Minggu (20/4), Paus Fransiskus masih terlihat hadir di Lapangan Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat seperti biasa.
“Karena kemarin Paus Fransiskus masih hadir di tengah-tengah umat ketika seperti biasanya pada hari Minggu menyampaikan berkat untuk kota dan untuk dunia,” ungkapnya.
Untuk memastikan kebenaran kabar itu, Kardinal Suharyo langsung menghubungi Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo, dan Dubes Indonesia untuk Vatikan, Michael Trias Kuncahyono.
“Saya lalu bertanya kepada Piero Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, beliau menjawab, benar. Lalu saya konfirmasi lagi dengan Duta Besar Indonesia untuk Vatikan. Bapak Duta Besar Indonesia untuk Vatikan juga mengatakan benar,” jelasnya.
Meski begitu, ia menyebut belum banyak informasi yang bisa disampaikan lantaran Dewan Kardinal baru akan menggelar pertemuan keesokan paginya.
“Karena Dewan Para Kardinal baru akan bertemu untuk membicarakan hal-hal yang konkret besok pagi jam 9.00 waktu Roma,” katanya.
Kardinal Suharyo menyampaikan bahwa duka atas kepergian Paus Fransiskus dirasakan bukan hanya oleh umat Katolik, tetapi juga oleh masyarakat Indonesia secara luas.
“Bukan hanya umat Katolik, tetapi seluruh bangsa kita sungguh-sungguh merasakan kehilangan dengan berpulangnya Paus Fransiskus,” ucapnya.
Ia mengaku menerima banyak pesan belasungkawa sejak dini hari dari berbagai kalangan.
“Ini saya rasakan dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan dan ucapan bela duka dari para sahabat, dari latar belakang apapun, yang sejak tadi jam sekitar jam 4.00 WIB membuat telepon saya berbunyi terus dengan ucapan-ucapan bela duka itu. Terima kasih kepada bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara sekalian yang mengucapkan bela sungkawa atas kepergian Paus,” pungkasnya.