Netra, Jakarta – Mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol kembali jalani sidang kasus pidana terkait deklarasi darurat militer.
Dilansir AFP, Senin (21/4/2025), Yoon secara resmi dicopot dari jabatannya awal bulan ini. Dia sudah lebih dulu diskors oleh anggota parlemen atas upayanya menumbangkan pemerintahan sipil dan mengerahkan tentara ke parlemen pada 3 Desember 2024.
Yoon tercatat sejarah di Korsel sebagai kepala negara aktif pertama yang ditangkap atas kasus pidana, pada Januari 2025 lalu. Yoon sempat dibebaskan dengan alasan prosedural.
Sidang kali ini adalah yang kedua bagi mantan Presiden Korsel tersebut. Sebelumnya, pada Senin lalu, Yoon hadir di persidangan dengan duduk di kursi terdakwa sebelum sidang dimulai.
Terlihat, Yoon memakai jas dan dasi merah, ia nampak acuh tak acuh saat fotografer mengambil gambar di ruang sidang tersebut.
Pada sidang pertamanya tersebut ia banyak membela diri dengan berbicara selama 90 menit lebih. Selain itu, ia juga menyangkal telah melakukan pemberontakan.
Jika Yoon terbukti bersalah, maka ia menjadi Presiden Korsel ketiga yabg terbukti bersalah atas pemberontakan, setelah sebelumnya dua pemimpin militer terkait kasus kudeta tahun 1979.
Hukuman di Korsel dengan tuduhan pemberontakan menyebut Yoon akan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atau maksimum, yakni hukuman mati.