Netra, Jakarta – Polisi masih terus menyelidiki kasus pemerkosaan dokter Priguna Anugerah residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Unpad di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Menurut Pengacara Korban, Rully Panggabean, sampai saat ini korban masih mengalami syok. Rully menyebut banyak pihak yang ingin bertemu korban, salah satunya Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan.
“Kami mohon maaf belum bisa mempertemukan korban karena dia masih syok. Kita mesti lindungi nama baiknya, haknya, dan dia sekarang ada di rumah aman. Ibu Wamen (PPPA) juga mau ke sana, tapi kami masih keberatan, terutama korban yang terakhir,” kata Rully, Selasa (15/4/2025).
Rully menyebut saat ini ia masih mendampingi satu korban, yakni korban terakhir FH (21). Sedangkan dua korban lainnya, (21) tahun dan (31) tahun masih dalam proses pendampingan hukum.
“Dua-duanya sedang proses. Mudah-mudahan dalam waktu dekat tiga-tiganya ini bisa kita pegang semuanya. Karena ini satu hal bagaimana di rumah sakit nomor satu di Jawa Barat, tiba-tiba ada 3 kejadian, pasti ada yang salah,” tuturnya.
Lebih lanjut, Rully menuturkan sudah menyampaikan agar dilakukan evaluasi dari dalam manajemen rumah sakit tersebut saat melakukan pertemuan dengan Wamen PPPA dan pihak RSHS Bandung. Ia juga menyebut sudah memastikan adanya komitmen dari RSHS terkait kompensasi pemeriksaan kesahatan korban.
“Tuntutan korban, saya akan memastikan haknya tidak terabaikan, termasuk hak perdatanya. Saya sudah buka dengan Direktur RSHS, apa yang bisa diberikan kompensasi kepada korban. Karena tidak menutup kemungkinan kepada korban ada kehamilan, ini yang harus diantisipasi. Dan RSHS siap tanggung jawab, semua free untuk membantu menolong korban,” ungkapnya.
Rully melanjutkan, ia menduga ada kelalaian sehingga peristiwa ini terjadi. Karenanya, seharusnya dua pihak, yakni Unpad dan RSHS dapat bersinergi. Tidak boleh seolah lepas tangan seperti saat ini.
“Kalau hal yang begitu, kita paham, semua enggak mau kena akibatnya. Tapi yang pasti, ke depan harus dievaluasi. Karena dari Unpad kan bilangnya kami sudah menitipkan ke RSHS, RSHS ngelaknya juga sama, bukan karyawannya. Semestinya dua lembaga ini bersinergi, untuk kebaikan masyarakat kok, bukan untuk siapa-siapa,” pungkasnya.