Netraworld, Jakarta – Pasukan Israel mengepung Kota Rafah sebagai bagian dari strategi militer untuk menguasai lebih banyak wilayah di Jalur Gaza, yang disertai dengan evakuasi massal warga sipil.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (12/4/2025), militer Israel telah berulang kali mengimbau evakuasi kepada ratusan ribu warga Palestina sejak kembali melancarkan serangan pada 18 Maret lalu.
Pada Rabu (2/4), Israel menyatakan pasukannya mulai merebut area yang disebut Poros Morag, bekas permukiman Israel yang terletak di antara Rafah dan Khan Younis.
“Dalam 24 jam terakhir, pasukan Divisi ke-36 telah menyelesaikan pembangunan rute Morag yang memisahkan Rafah dan Khan Younis,” kata militer.
Sejak operasi tersebut dimulai, ratusan ribu warga telah meninggalkan Rafah untuk mencari tempat yang lebih aman.
Serangan terbaru ini merupakan lanjutan dari konflik yang meletus sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.
Sebagai respons, Israel melancarkan serangan besar-besaran yang telah menewaskan lebih dari 50 ribu warga Palestina dan menyebabkan sebagian besar wilayah Gaza hancur, serta jutaan orang terpaksa mengungsi.
Gencatan senjata sempat berlangsung dua bulan namun kembali runtuh. Israel melanjutkan serangan pada Maret dengan tujuan membebaskan 59 sandera yang masih ditahan dan menyingkirkan Hamas dari Gaza.
Sementara itu, Hamas menegaskan bahwa pembebasan sandera hanya bisa dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan penghentian perang, dan menolak menyerahkan senjata.
Upaya pembicaraan gencatan senjata lanjutan direncanakan kembali digelar di Qatar, dengan delegasi Hamas dijadwalkan tiba akhir pekan ini.