Netra, Jakarta – Perusahaan teknologi raksasa, Apple, terkena imbas dari kebijakan tarif impor terbaru yang diresmikan Presiden Donald Trump. Pasalnya sebagian besar produksi iPhone dilakukan di negara China.
Diketahui Pada Selasa (8/4) Trump baru saja mengumumkan tambahan kenaikan tarif impor untuk China sebesar 104%.
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mendapat pertanyaan oleh jurnalis mengenai lapangan pekerjaan seperti apa yang akan Trump ciptakan setelah kenaikan tarif berlaku. Leavitt menjawab pekerjaan manufaktur dan teknologi canggih. Ia yakin iPhone dapat pindah produksi ke Amerika Serikat (AS).
“(Trump) yakin kita punya tenaga kerja, kita punya sumber daya untuk melakukannya,” kata Leavitt, seperti dikutip dari 9to5Mac, Rabu (9/4/2025).
“Seperti yang telah Anda ketahui, Apple telah menginvestasikan USD 500 miliar di Amerika Serikat. Jadi, jika Apple tidak yakin Amerika Serikat bisa melakukannya, mereka mungkin tidak akan mengeluarkan uang sebanyak itu,” sambungnya.
Leavitt menyinggung investasi terbaru Apple di AS yang dilakukan pada Februari lalu. Pada investasi tersebut Apple menyebut bakal menyuntik dana sebesar lebih dari 500 miliar dolar sela 4 tahun kedepan.
Namun Apple tidak berkomitmen untuk merencanakan produksi iPhone di AS. Apple hanya mengatakan bakal melakukan riset dan pengembangan di AS. Sedangkan produksi chip dilakukan di Arizona. Lalu untuk manufaktur server AI di Houston, terakhir untuk produlsi Apple TV+ dan akademi di Michigan.
Sementara itu hal yang sama diucapkan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick. Ia menyebut, dampak pemberlakuan tarif akan menghasilkan “jutaan orang yang memasang sekrup-sekrup kecil untuk membuat iPhone akan datang ke Amerika.”
Kebijakan tarif impor AS menyasar negara-negara produksi Apple di Asia, yakni China, India, dan Vietnam. Bahkan Trump secara terang-terangan menyebut, jika Apple tak ingin terkena tarif mereka harus lakukan produksi di AS.
Masalahnya ialah untuk memindahkan suplly chain dan produksi iPhone ke AS tidak bisa semudah itu. Hal itu dikarenakan sumber komponen produk Apple berasal dari 50 negara, belum lagi 79 negara sumber logam tanah jarang.
Lalu CEO Apple Tim Cook beberapa kali mengatakan China merupakan negara ideal untuk produksi iPhone.
Berdasarkan wawancara Tim Cook dengan Fortune pada tahun 2017, ia menjelaskan alasan memilih China sebagai tempat produksi bukan karena upah buruhnya murah melainkan keterampilan sumber daya manusianya mampu memenuhi persediaan Apple.
Adapun langkah-langkah yang diambil Apple menyikapi persoalan ini yakni dengan menimbun iPhone dan perangkat lain di AS. Apple juga sudah mendatangkan iPhone yang diproduksi di China pada waktu yang relatif sepi.
Apple telah menghitung cadangan tersebut dapat bertahan sampai beberapa bulan kedepan. Hal ini untuk menghindari kenaikan harga dalam waktu dekat