Leavit melihat China ingin membuat kesepakatan baru. Tetapi China tidak tahu bagaimana cara melakukannya. Leavit tak mengatakan apakah ada syarat-syarat tertentu untuk dipertimbangkan dalam menurunkan tarif pada China ini.
Sebagai informasi, sebelumnya Trump mengenakan tarif sebesar 10% untuk semua barang asal China di bulan Februari. Kebijakan kenaikan tarif impor China diduga berkaitan pada peran negara tersebut dalam proses membantu imigrasi ilegal dan memasukkan fentanil ke AS. Pada bulan Maret Trump menggandakan tarif tersebut.
Diketahui China merupakan sumber impor terbesar nomor dua pada tahun lalu di AS dengan nilai total pengiriman sebesar 439 miliar dolar. Sedangkan AS mengekspor barang ke China hanya sebesar 144 miliar dolar. Tarif bersama bagi Trump akan merugikan industri dalam negeri dan berpotensi akibatkan PHK.
Menurut Analisis Peterson Institute for International Economic, pada saat masa jabatan pertama Trump berakhir, AS hanya mengenakan tarif rata-rata sebesar 19,3% pada barang asal China.
Pada periode Biden hanya mempertahankan tarif sebelumnya yang dipatok jaman Trump, bersamaan dengan menambah sedikit tarif tambahan sehingga hanya menyentuh 20,8%. Sedangkan pada saat ini total tarif impor rata-rata untuk barang China sebesar 125%.
Meskipun putaran tarif China sebelumnya menyebabkan lebih banyak bisnis Amerika beralih ke negara asing lain seperti Meksiko dan Vietnam untuk memproduksi barang, China tetap menjadi sumber asing teratas untuk beberapa barang.
Kebijakan kenaikan tarif impor tambahan bakal menyebabkan beban pada konsumen atau warga AS itu sendiri. Pasalnya barang-barang yang mengalami kenaikan merupakan barang substansial seperti komputer, handphone dan barang elektronik lainnya.
Sementara itu, sejumlah negara termasuk Uni Eropa juga akan terapkan tarif yang lebih tinggi. Trump menerapkan tarif kepada Uni Eropa sebesar 11% sampai 50%.
Leavitt mengatakan, walau sudah berdiskusi dengan para pemimpin dunia untuk turunkan tarif, Trump tampak tak goyah pada rencananya tersebut.
Di waktu yang sama ia menugaskan tim perdagangannya untuk menerima ajakan negosiasi kepada negara-negara yang ingin menbuat kesepakatan khusus.