Netra, Jakarta – Apple terkena dampak dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang baru-baru ini diresmikan. Donald Trump mengenakan tarif impor untuk barang asal China sebesar 54%.
Bahkan pada Selasa (8/4) Trump baru saja mengumumkan tambahan kenaikan tarif impor untuk China sebesar 104%. Hal ini akan berdampak pada harga iPhone di seluruh dunia.
Sebagai informasi, Apple sebagian besar produksinya dilakukan di negara China. Sementara itu di AS para penggemar Apple berbondong-bondong membeli iPhone sebelum harganya naik. Seorang karyawan Apple mengatakan kondisi toko mengalami kepadatan, para pembeli bertanya apakah harga akan naik.
“Hampir tiap pelanggan bertanya pada saya apakah harga akan segera naik,” kata seorang karyawan Apple Store, yang dikutip detikINET dari Mac Rumors.
Apple belum memberikan pernyataan pada kondisi ini. Sehingga karyawan di toko Apple tidak bisa menjawab kemungkinan harga akan naik atau tidak.
Menurut laporan toko ritel Apple mengalami peningkatan daya beli lebih tinggi di tanggal 5 dan 6 April dibandingkan tahun-tahun sebelumnya jika merujuk periode waktu yang sama.
Adapun langkah-langkah Apple yakni dengan menimbun iPhone dan perangkat lain di AS. Melansir Times of India, Apple mengirim lima pesawat penuh iPhone dan perangkat lain dari India ke AS di minggu terakhir bulan Maret.
Apple juga sudah mendatangkan iPhone dari produksi China pada waktu yang relatif sepi. Apple telah menghitung cadangan tersebut dapat bertahan sampai beberapa bulan kedepan. Hal ini untuk menghindari kenaikan harga dalam waktu dekat.
Melansir, Wall Street Journal Apple memiliki strategi mengimpor lebih banyak iPhone dari produksi India. Hal ini dimungkinkan melihat nilai tarif impor India tidak terlalu besar yakni 26%.
Apple kemungkinan bakal menghadirkan 50% produknya di AS bersumber dari produksi India.
Sampai saat ini belum terlihat jelas langkah apa yang dipakai Apple mengenai tarif impor yang diresmikan Trump. Analis JPMorgan Chase memperkirakan minggu lalu bahwa Apple dapat menaikkan harga 6% di seluruh dunia untuk mengimbangi tarif AS. Berdasarkan pendapat tersebut maka harga iPhone akan naik di sejumlah negara termasuk Indonesia.
Sebagian besar pakar menyebut Apple tidak akan merelokasi produksinya ke AS. Sementara menurut Dan Ives dari Wedbush iPhone nilai harganya diprediksi sebesar 3.500 dolar atau jika di rupiahkan sebesar Rp 59 juta.
Terakhir menurut Analis Morgan Stanley mengungkapkan Apple akan mendapat biaya tarif tambahan sekitar 34 miliar dolar pertahun. Hal ini terjadi walau Apple sudah mendiversifikasi produksinya ke negara-negara selain China, tetapi negara-negara tersebut juga terkena kenaikan tarif.