Netra, Jakarta – Adu jotos antara pilot dan kopilot terjadi di Maskapai Korean Air. Hal itu dipicu perdebatan keduanya mengenai masalah politik yakni tentang pemberlakuan darurat militer singkat oleh mantan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol.
Dilansir dari The Korea Herald, Selasa (8/4/2025), Maskapai Korean Air menyampaikan peristiwa itu terjadi Desember tahun lalu pada penerbangan dari Incheon ke Brisbane, Australia.
Perdebatan terjadi usai mantan Presiden Yoon Suk Yeol memberlakukan darurat militer singkat pada 3 Desember 2024.
Korean Air menyebut pertengkaran tersebut tidak berlangsung di udara. Tetapi terjadi saat masih di daratan Australia. Pihak Maskapai Korean Air baru buka suara ke publik mengenai insiden itu pada Senin kemarin (7/4) waktu setempat.
Diketahui adu jotos antara pilot dan kopilot yang tidak disebutkan namanya itu berakibat cidera untuk keduanya. Bahkan, mereka sampai harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.
Akibat insiden tersebut pihak Maskapai Korean Air harus mengirimkan awak pengganti untuk melakukan penerbangan pulang ke Korsel.
Pihak Maskapai menyebut pilot dan kopilot yang bersangkutan sudah dipecat. Setelah sebelumnya dilakukan peninjauan oleh komite disiplin perusahaan.
Belajar dari kejadian itu, pihak Maskapai Korean Air memperketat sesi pelatihan mengenai pedoman perusahaan untuk para pegawainya.
Sebagai informasi, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol resmi dicopot dari jabatannya pada Jumat (4/4) lalu. Presiden Yoon resmi dicopot setelah Mahkamah Konstitusi (MK) Korea Selatan mengesahkan pemakzulannya.
Yoon dituduh melanggar Konstitusi dan hukum yang berlaku usai mengumumkan darurat militer pada tanggal 3 Desember.
Dengan darurat militer yang diberlakukannya, Yoon mengerahkan pasukan militer untuk menghentikan anggota parlemen masuk ke gedung Majelis Nasional. Selain itu Yoon juga memerintahkan penangkapan politisi.