Netra, Jakarta – Israel kembali menyerang Gaza, Palestina, dengan menewaskan 41 korban jiwa. Diketahui, serangan tersebut dimulai sejak pagi hari waktu setempat.
Dilansir dari Al-Jazeera pada Kamis (3/4/2025), Israel menyerang daerah kantong yang mereka anggap sebagai tempat singgah anggota Hamas. Serangan tersebut sudah dilakukan sejak 18 Maret 2025, mereka menyebutnya sebagai ‘tekanan maksimum’.
Sementara itu pihak Hamas sudah mengumumkan untuk mengaktifkan gencatan senjata awal. Hamas juga bersedia untuk membebaskan semua tawanan sebagai nilai tawar gencatan senjata permanen.
Sejak 18 Maret 2025 tercatat 1.000 orang tewas atas serangan yang dilakukan Israel itu. Israel memiliki misi mengusir warga Gaza sebagai bentuk ambilalih kawasan tersebut.
Mesir dan Qatar berusaha menjadi pihak mediator dengan menawarkan klausul gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Namun hingga saat ini hanya Hamas yang menyetujui klausul dari mediator.
Klasul itu berisi poin untuk membebaskan lima sandera, salah satunya ialah Edan Alexander warga negara Amerika-Israel.
Usulan ini mirip dengan usulan yang diajukan beberapa minggu lalu oleh utusan khusus AS Steve Witkoff, meskipun tidak jelas apakah usulan itu juga mencakup pembebasan jenazah tambahan dari para sandera yang telah meninggal.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel menyerang Gaza dengan kalim sebagai serangan balasan atas serangan yang dilakukan Hamas yang menewaskan 1.200 warganya.
Sedangkan akibat serangan yang dilakukan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 50 ribu warga setempat. Selain itu, tercatat ribuan orang terluka dan jutaan orang terpaksa mengungsi.
Dampak lain dari serangan tersebut yakni adanya blokade oleh Israel yang menyebabkan warga Gaza kesulitan mendapat makanan.