Netraworld, Jakarta – Uni Eropa (UE) tengah menyusun strategi untuk merespons kebijakan tarif impor tinggi yang akan diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mulai besok. Selama beberapa minggu terakhir, Trump telah menyatakan bahwa tanggal 2 April akan menjadi “Hari Pembebasan” bagi Amerika.
Pemerintah AS sebelumnya mengumumkan rencana kenaikan tarif terhadap berbagai produk impor, termasuk baja, aluminium, serta kendaraan seperti mobil.
Kepala Eksekutif UE, Ursula von der Leyen, menegaskan bahwa pihaknya siap mengambil langkah balasan jika diperlukan.
“Eropa belum memulai konfrontasi ini. Kami tidak serta-merta ingin membalas, tetapi jika perlu, kami memiliki rencana yang kuat untuk membalas dan kami akan menggunakannya,” ujar Ursula dalam pidatonya yang dikutip dari CNN Business, Selasa (1/4/25).
Meski demikian, ia juga menekankan bahwa UE tetap terbuka untuk negosiasi.
“Kami akan mendekati negosiasi ini dari posisi yang kuat. Eropa memegang banyak kartu, mulai dari perdagangan hingga teknologi hingga ukuran pasar kami. Namun kekuatan ini juga dibangun atas kesiapan kami untuk mengambil tindakan balasan yang tegas jika diperlukan. Semua instrumen tersedia,” lanjutnya.
Ursula tidak merinci lebih jauh langkah konkret yang akan diambil UE, namun bulan lalu blok tersebut telah mengumumkan tindakan balasan terhadap kebijakan tarif baja dan aluminium AS. Uni Eropa berencana mengenakan tarif tambahan terhadap ekspor barang AS senilai €26 miliar (sekitar US$28 miliar), mencakup produk seperti kapal, bourbon, dan sepeda motor.
Selain itu, UE sebelumnya juga telah menunjukkan ketegasan terhadap perusahaan teknologi besar asal AS dengan menjatuhkan denda dan kebijakan ketat. Langkah ini sempat menjadi perhatian Trump, yang pada Februari lalu mengeluarkan tindakan eksekutif untuk menghadapi negara-negara yang dianggap memberlakukan denda dan sanksi tidak adil terhadap inovator Amerika.
Data dari Biro Sensus AS menunjukkan bahwa UE merupakan salah satu pembeli terbesar produk ekspor AS tahun lalu, bahkan melampaui Kanada dan Meksiko sebagai pasar tunggal terbesar bagi barang-barang Amerika.
Tak hanya UE, beberapa negara Asia seperti China, Jepang, dan Korea Selatan juga bersiap untuk mengambil langkah serupa. Ketiga negara tersebut berencana mengumumkan tarif balasan secara bersamaan sebagai respons atas kebijakan baru Trump.
Pada hari Minggu lalu, perwakilan dari China, Jepang, dan Korea Selatan menggelar pertemuan ekonomi untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Dalam pertemuan tersebut, mereka sepakat untuk memperkuat hubungan ekonomi dan mendukung prinsip perdagangan yang adil.
Sementara itu, Trump menegaskan bahwa kebijakan tarif ini bertujuan untuk mencerminkan tarif yang diberlakukan negara lain terhadap AS.
“Tarif rata-rata Korea Selatan empat kali lebih tinggi. Pikirkan itu: empat kali lebih tinggi. Dan kami memberikan begitu banyak bantuan militer dan dalam banyak hal lain kepada Korea Selatan, tetapi itulah yang terjadi,” pungkas Trump.