Netra, Jakarta – Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan sebagai bentuk dukungan untuk warga Myanmar atas gempa yang mengguncang pada Jumat (28/3). Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala BNPB Suharyanto di Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (1/4/25).
Suharyanto mengatakan bantuan kali ini terdiri dari dokter beserta alat-alat kesehatan. Tak hanya itu, ia juga menambahkan BNPB mengirimkan tim keamanan berjumlah 8 orang.
“Jadi keamanan juga ada, kalau nggak salah 8 orang. Nah hari ini memang terbanyak karena EMT (emergency medical team)-nya ini sekarang berangkat. 73 orang hari ini,” kata Suharyanto.
Kepala BNPB juga mengonfirmasi bantuan akan terus bertambah. Ia menyebut, pada hari Kamis 4 April 2025 bantuan tambahan terdiri dari tim kesehatan dan degelasi.
“Kemudian nanti hari Kamis tim kesehatannya sendiri sudah 135 sama tim delegasi. Jadi untuk rinciannya nanti dari, ada yang rinci ya tentu saja masih ada bergerak 1-2 orang wajar itu. Tapi nanti kami sudah catat ya, tapi semuanya orang itu berdasarkan beban kerjanya,” jelasnya.
Ia menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk menyiapkan satu tim EMT. Adapun anggota tim EMT tersebut terdiri dari dokter-dokter yang memiliki keahlian spesialis.
“Kemudian Kementerian Kesehatan menyiapkan satu tim EMT, jadi tim kesehatan yang lengkap, baik dokter spesialis, dokter ortopedi, dokter umum, termasuk obat-obatan. Obat-obatan, baik dari pemerintah, dikumpulkan maupun dari swasta, dihimpun oleh Kementerian Kesehatan,” ungkapnya.
Menurut Suharyanto keadaan masyarakat Myanmar di sana penuh dengan ketakutan. Hal itu menjadikan mereka tidur di luar atau jalan-jalan kota, maka dari itu BNPB menyiapkan shelter dan tenda-tenda lainnya.
Lalu mengenai logistik yang akan dikirimkan, Suharyanto mengaku mendapat bantuan dari Kementerian Pertahanan.
“Kemudian peralatan, karena berdasarkan informasi, rakyat Myanmar ini sangat takut gitu ya. Banyak yang tinggal tidur-tidur di jalan sehingga yang diperlukan adalah shelter, tempat menginap sehingga Mabes TNI pun mengumpulkan tenda, baik tenda besar, tenda kecil, dan perlengkapan lainnya dibawa,” ucapnya.
“Kemhan tentu saja tidak ketinggalan, Kemhan mengkoordinir juga kemarin juga perlengkapan dan logistik, baik permakanan maupun shelter, juga sebagian sudah dikirim ke sana,” lanjutnya.
Terkait situasi perang saudara yang terjadi di Myanmar, Suharyanto mengaku telah bekoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk mendapat informasi mengenai wilayah-wilayah relatif aman.
“Sehingga itu terus disikapi oleh kementerian luar negeri, berkoordinasi, dan kita bisa masuk ke sana, mereka tangan terbuka karena memang menunggu bantuan dari Indonesia,” ucapnya.
Indonesia mendaratkan bantuan di Naypyidaw, Myanmar. Sebenarnya kota Yangon relatif aman untuk saat ini, namun ada pertimbangan jarak yang cukup jauh ditambah jalur ke lokasi bencana mengalami kerusakan sehingga dapat memperlambat laju bantuan.
“Sehingga kita masuknya ke bandara Naypyidaw. Di sana sudah ada tim pendahulu yang berkoordinasi. TNI juga sudah masuk, Polri juga sudah masuk berkoordinasi. Untuk mengamankan, karena memang mungkin media tahu bahwa situasi keamanan di Myanmar masih tidak sebaik di negara kita,” katanya.
“Tetapi hasil koordinasi terakhir dengan atas pertahanan, di sana untuk Yangon dan Naypyidaw relatif aman. Ya biasanya kalau dalam kondisi bencana, konflik-konflik lokal itu mungkin berhentilah,” pungkasnya.