Netra, Jakarta – Petinggi Hamas mengungkapkan kelompoknya menyetujui usulan dari mediator mengenai gencatan senjata di Gaza. Namun, pihak Israel menolak usulan tersebut.
Dilansir dari AFP, Minggu (30/3) Hamas ingin Israel menyetujui usulan proposal itu. Sementara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sudah mengonfirmasi pihaknya telah menerima usulan tersebut tetapi ia enggan langsung setuju.
“Dua hari yang lalu, kami menerima usulan dari saudara-saudara mediator di Mesir dan Qatar. Kami menanggapinya secara positif dan menyetujuinya. Kami berharap bahwa pendudukan (Israel) tidak akan menghalanginya,” kata petinggi Hamas, Khalil al-Haya, dalam pidato yang disiarkan televisi untuk hari raya Idul Fitri bagi umat Islam.
Israel menyebut sudah mengajukan usulan balasan. Menurut Kantor Perdana Menteri Israel, usulan itu sudah melalui pembahasan dengan Amerika Serikat (AS).
“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kemarin, mengadakan serangkaian konsultasi sesuai dengan usulan yang diterima dari para mediator. Beberapa jam yang lalu, Israel menyampaikan kepada para mediator sebuah usulan balasan dengan koordinasi penuh dengan AS,” kata kantor Netanyahu.
Pada hari sebelumnya, pejabat senior Hamas Bassem Naim mengungkapkan diskusi yang terjalin antara Gerakan Islamis Palestina dan para mediator yang mengusulkan gencatan senjata ini. Adapun alasan gencatan senjata kali ini diusulkan, didasari Israel yang terus menerus melakukan operasi di Gaza.
Menurut sumber-sumber Palestina yang dekat dengan Hamas pembicaraan antara kelompok militan dan para mediator sudah terjalin pada kamis (27/3) malam. Tujuan pembicaraan tersebut selain adanya pemberlakuan gencatan senjata, juga untuk pembebasan sandera.
Diketahui, gencatan senjata berakhir pada (18/3), setelahnya Israel melakukan serangan secara intensif.
Selama serangan Israel ke Gaza yang berlangsung sejak 7 oktober 2023, Israel mengklaim serangan tersebut sebagai balasan kepada Hamas yang sudah menewaskan 1.200 orang Israel.
Sedangkan israel sudah menewaskan lebih dari 50 ribu orang di Gaza. Korban luka dan yang mengungsi akibat serangan itu berjumlah ratusan ribu.