Prediksi Kenaikan Pinjaman dan Pembiayaan BNPL Jelang Lebaran
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, memperkirakan adanya peningkatan permintaan pinjaman daring dan pembiayaan buy now pay later (BNPL) menjelang Idul Fitri 2025.
Ia mengungkapkan proyeksi tersebut berdasarkan tren tahun sebelumnya, di mana pada April 2024, pembiayaan fintech lending meningkat 24,16 persen secara tahunan. Sementara itu, outstanding pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan mengalami kenaikan 31,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Melihat tren tersebut, diperkirakan juga terjadi peningkatan permintaan pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan dan pinjaman daring menjelang Lebaran tahun ini, namun diharapkan akan lebih terkendali,” ujar Agusman dalam keterangan resminya pada Sabtu, 8 Maret 2025.
Ia menekankan pentingnya menjaga pertumbuhan ini agar tidak memicu lonjakan non-performing financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah.
Berdasarkan data OJK, outstanding pembiayaan industri fintech lending pada Januari 2025 mencapai Rp 78,50 triliun, naik 29,94 persen dibandingkan Januari 2024 yang sebesar Rp 60,42 triliun. Tingkat wanprestasi kredit (TWP90) fintech lending berada di level 2,52 persen, menurun dari Desember 2024 yang tercatat 2,60 persen.
TWP90 mengacu pada kredit macet dengan keterlambatan pembayaran lebih dari 90 hari, dengan batas toleransi yang ditetapkan OJK sebesar 5 persen.
Di sisi lain, pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan pada Januari 2025 meningkat 41,9 persen secara tahunan, dengan total pembiayaan mencapai Rp 7,12 triliun dan NPF bruto sebesar 3,37 persen.