Netra, Jakarta – Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) melakukan pemantauan terhadap posisi hilal pada sore ini sebagai bagian dari proses penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1446 H atau Lebaran 2025. Berdasarkan perhitungan hisab, posisi hilal di Indonesia belum memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, Cecep Nurwendaya, mengungkapkan bahwa saat matahari terbenam di Jakarta, ketinggian hilal masih berada di bawah ufuk, yakni -1,85 derajat.
“Pada saat terbenamnya matahari di Jakarta, ketinggian hilalnya masih negatif, di bawah ufuk -1,85 derajat. Bagaimana dengan bentuk sabit muda, hilalnya bentuk sabit muda telungkup walaupun sudah ada umur, tapi karena negatif bentuknya masih telungkup,” jelas Cecep dalam seminar yang digelar sebagai bagian dari rangkaian sidang isbat di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Sabtu (29/3/2025).
Lebih lanjut, Cecep menjelaskan bahwa hilal baru akan terlihat dengan jelas pada keesokan harinya. Ia menegaskan bahwa posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia pada hari ini tidak memenuhi syarat minimum ketinggian 3 derajat dan elongasi minimum 6,4 derajat sebagaimana ditetapkan oleh MABIMS.
“Kita lihat di sini Indonesia, tinggi hilal Indonesia ini antara -3,26 di Jayapura, dan -1,08 itu di Banda Aceh, jadi warnanya merah menunjukkan di seluruh wilayah NKRI tidak memenuhi kriteria MABIMS, warnanya merah,” ujarnya.
Selain itu, Cecep juga memaparkan data elongasi hilal yang masih di bawah standar. “Lalu bagaimana dengan elongasinya? Sama, 1,61 derajat paling timur, kemudian paling barat 1,21 derajat,” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa hilal sesuai dengan kriteria MABIMS baru akan terlihat di beberapa wilayah di Amerika, sementara di negara-negara anggota MABIMS seperti Brunei, Indonesia, dan Malaysia, hilal tidak tampak.
Dengan demikian, perhitungan hisab menunjukkan bahwa 1 Syawal 1446 H diperkirakan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Namun, Cecep menegaskan bahwa hal ini masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut melalui metode rukyat.
“Kita menggunakan kriteria MABIMS. Indonesia kita lihat, bahkan bukan hanya Indonesia, seluruh negara MABIMS ini 0 derajat, jadi di bawah ufuk, warnanya merah sehingga di wilayah NKRI tidak memenuhi kriteria MABIMS warnanya magenta,” tuturnya.
“Sehingga tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin pahing, 31 Maret 2025, ini secara hisab yang perlu diverifikasi oleh rukyat sebagai konfirmasi,” pungkasnya.