Mengapa Bangkok Hancur
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan kerusakan yang terjadi di Bangkok disebabkan adanya efek vibrasi periode panjang (Long Vibration Period). Wilayah seperti ini menjadi rawan ditempati karena tanahnya lunak tetapi lapisannya tebal.
“Bangkok itu tanah endapan, akan resonansi,” jelas Daryono kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (28/3/2025).
“Endapan sedimen tanah lunak tebal di Bangkok dapat merespon gempa dari jauh hingga membentuk resonansi yang mengancam gedung-gedung tinggi,” tambahnya.
Berdasarkan laporan BMKG lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dapat dikategorikan gempa bumi dangkal yang terjadi karena aktivitas sesar besar Sagaing. Lebih lanjut Daryono menjelaskan ada kejadian serupa yang terjadi pada tahun 1985 di Pantai Michoacan, Meksiko.
“Meskipun jarak episentrum gempa ke Kota Meksiko adalah 350 km, kerusakan hebat terjadi di Mexico City, sebagian besar dari 9.500 korban jiwa meninggal terjadi di Mexico city yang dibangun di kawasan rawa purba yang direklamasi,” katanya.
“Reclaimed land adalah unconsolidated material yang sangat berbahaya jika terjadi gempa kuat,” tambahnya.
Tanggapan Junta Militer Myanmar
Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, menuturkan kejadian gempa bumi ini sebagai bencana besar internasional. Ia sangat berharap adanya bantuan dari internasional untuk ke 6 wilayah dan negara bagian, Naypyidaw dan Mandalay.
“Kami ingin masyarakat internasional memberikan bantuan kemanusiaan sesegera mungkin,” kata juru bicara junta militer Zaw Min Tun.
Sebelumnya, berdasarkan laporan junta militer Myanmar jumlah korban meninggal mencapai 694, korban luka 1.670 orang. Laporan terbaru, korban bertambah sampai 1.002 orang dan untuk korban luka sebanyak 2.376 orang, dilansir dari AFP dan BBC.
Sementara itu US Geological Service (USGS) atau Badan Geologi Amerika Serikat menyebut potensi korban tewas di gempa tersebut dapat mencapai 10 ribu orang. USGS menggunakan sistem otomatis Pager untuk memprediksi berapa perkiraan jumlah korban serta biaya kerusakan. USGS menghitung perkiraan tersebut berdasarkan intensitas guncangan dan populasi manusia yang terkena dampak gempa tersebut.