Netra, Jakarta – Gempa Magnitudo (M) 7,7 di Myanmar terjadi pada kedalaman 10 Km atau 6,2 mil. Gempa tersebut melanda barat laut kota Sagaing wilayah tengah Myanmar pada Jumat (28/3) pukul 12.50 waktu setempat.
Berdasarkan data survei Geologi Amerika serikat (USGS) terdapat gempa susulan di lokasi yang berjarak 60 Km berkekuatan magnitudo 6,4 terjadi pada 12 menit pasca gempa awal.
Guncangan gempa juga dirasakan di wilayah tengah dan utara Thailand. Bahkan laporan menyebut provinsi Yunan barat daya China juga ikut terguncang.
Gempa yang terjadi di Myanmar adalah gempa kembar (doublet earthquake), yaitu gempa bumi yang memiliki magnitude hampir serupa dan terjadi dalam kurun waktu serta lokasi relatif dekat.
Berikut fakta-fakta terkait gempa tersebut, dikutip CNA pada Sabtu (29/3/2025):
Asal Mula Gempa
Gempa berasal di sekitar 17,2 Km dari Mandalay, Myanmar. Berdasarkan Survei USGS gempa terjadi di kedalaman yang sangat dangkal yakni 10 Km.
Muncul gempa susulan dengan magnitudo hampir sama yakni 6,7 serta menyusul gempa-gempa sedang lainnya.
Gempa tersebut tak hanya mengguncang wilayah Myanmar, juga sampai ke Thailand, India sebelah barat, Tiongkok sebelah timur, Kamboja dan Laos.
Di Bangkok Thailand sejumlah gedung mengalami kerusakan, evakuasi orang-orang di dalam gedung juga dilakukan.
Menurut USGS gempa bumi sering terjadi di Myanmar, tercatat ada 6 gempa besar dengan magnitude 7,0 bahkan bisa lebih besar. Adapun fakta yang menyebut wilayah sesar Sagaing pernah mengalami hal yang serupa, guncangan membentang dari utara sampai ke Selatan pusat negara Myanmar sekitar tahun 1930 dan 1956.
“Sesar Sagaing telah lama dianggap sebagai salah satu sesar geser paling berbahaya di Bumi karena kedekatannya dengan kota-kota besar Yangon dan Mandalay, serta ibu kota Naypyidaw,” tulis ilmuwan gempa Judith Hubbard dan Kyle Bradley dalam sebuah analisis.