Netra, Jakarta – Dewan Pers mengecam aksi teror berupa pengiriman kepala babi yang ditujukan kepada jurnalis Tempo. Pernyataan ini disampaikan Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, dalam konferensi pers yang berlangsung pada Jumat (21/3/25).
Dalam kesempatan itu, Ninik menegaskan beberapa poin terkait insiden tersebut. “Pertama, tindakan tersebut merupakan bentuk nyata teror dan ancaman terhadap independensi serta kemerdekaan pers,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat.
Dewan Pers juga mengutuk segala bentuk teror yang menyasar jurnalis maupun perusahaan media. Ninik menilai tindakan semacam ini sebagai bentuk kekerasan dan premanisme yang tidak dapat ditoleransi.
Lebih lanjut, Ninik menyampaikan bahwa jurnalis dan media memang tidak luput dari kemungkinan melakukan kesalahan dalam menjalankan tugasnya. “Namun melakukan teror terhadap jurnalis merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan sekaligus melanggar hak asasi manusia,” katanya.
Dewan Pers juga mendesak aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas kasus ini. Sebab, menurut Ninik, jika dibiarkan, aksi teror semacam ini berpotensi terus berulang di masa mendatang.
Sejalan dengan itu, sebelumnya Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menanggapi insiden pengiriman kepala babi ke kantor Tempo oleh orang tak dikenal (OTK). “Saya sebagai mantan jurnalis menyayangkan. Tentu dan silakan saja nanti laporkan (pelaku) gitu ya supaya ketahuan begitu siapa yang kirim,” ujar Meutya di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (21/3/25).
Sementara itu, Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) telah melaporkan insiden ini kepada Bareskrim Polri. KKJ menilai aksi teror tersebut sebagai bentuk ancaman yang bertujuan menghalangi kerja jurnalistik dan kebebasan pers.
Koordinator KKJ, Erick Tanjung, menegaskan bahwa intimidasi terhadap jurnalis merupakan pelanggaran hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. “Upaya menghalangi kerja jurnalistik adalah tindak pidana dengan ancaman dua tahun penjara,” ujar Erick kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (21/3/25).
Diketahui, kantor Tempo menerima kiriman kepala babi pada Rabu (19/3/25). Bungkusan tersebut dikirim dalam kotak kardus berlapis styrofoam dan ditujukan kepada “Cica”, yang merupakan panggilan akrab Francisca Christy Rosana, jurnalis desk politik sekaligus host siniar Bocor Alus Politik.
Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menduga insiden ini sebagai bentuk intimidasi terhadap pemberitaan yang dibuat oleh Tempo. “Kami mencurigai ini sebagai upaya teror dan melakukan langkah-langkah yang menghambat kerja jurnalistik,” punkas Setri.