Netra, Jakarta – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mengaku didatangi orang tak dikenal (OTK). Hal itu terjadi usai KontraS menggelar aksi geruduk Rapat Panitia Kerja (Panja) RUU TNI di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat.
“Jadi kronologinya kurang lebih pada dini hari, Minggu pukul 12.15 WIB kami mendapati ada 3 orang tidak dikenal mengetuk pintu gerbang KontraS gitu ya,” ungkap koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya Saputra kepada wartawan, Minggu (16/3/2025).
Dimas mengatakan tiga orang tersebut mengaku dari media. Namun ketika ditanya mereka berasal dari media mana, ketiganya lalu pergi begitu saja.
“Kami lalu mengecek lewat balcon dan menanyakan mereka (tiga orang OTK itu) dari mana, mereka menjawab bahwa mereka dari media tapi tidak mengelaborasi dari media mana atau tidak memberikan informasi dari media mana,” katanya.
“Lalu setelah itu, mereka langsung pergi gitu dan kemudian tidak kembali,” imbuhnya.
Selain didatangi OTK, Dimas menuturkan slaah satu staf KontraS juga mendapatkan teror. Ia menyebut staf itu mendapat tiga kali panggilan telepon dari nomor yang tak dikena secara beruntun.
“Salah satu staf kami menerima tiga panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Yang mana temponya itu selang 5 menit gitu ya, dari mulai pukul 11.56 WIB sampai pukul 12.10 WIB begitu kurang lebih,” tuturnya.
“Jadi beberapa teror atau gangguan gangguan itu yang kami alami pasca kami melakukan aksi interupsi di Hotel Fairmont,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya tiga perwakilan Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) mendatangi Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, tempat berlangsungnya rapat tertutup Komisi I DPR RI terkait revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI), Sabtu (15/3).
Aksi penggerudukan ini dipimpin oleh Wakil Koordinator KontraS yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil, Andrie Yunus. Ia menyerukan agar DPR menghentikan pembahasan revisi tersebut.
“Kami menuntut agar proses pembahasan RUU TNI ini dihentikan karena tidak sesuai dengan mekanisme legislasi. Rapat ini dilakukan secara tertutup, bapak-ibu,” ujar Andrie dalam orasinya.